7 Manfaat Daun Maja, Rahasia Sehat yang Jarang Diketahui

Jumat, 20 Juni 2025 oleh journal

Tanaman maja, dikenal dengan buahnya yang pahit, ternyata menyimpan potensi kebaikan pada bagian daunnya. Kandungan senyawa aktif dalam dedaunan pohon ini dipercaya memberikan dampak positif bagi kesehatan. Penggunaan tradisional memanfaatkan ekstraknya untuk mengatasi berbagai keluhan, mulai dari masalah pencernaan hingga perawatan kulit.

"Meskipun penelitian lebih lanjut masih diperlukan, bukti awal menunjukkan bahwa ekstrak dedaunan pohon maja memiliki potensi signifikan dalam mendukung kesehatan, terutama terkait dengan sifat antioksidan dan anti-inflamasinya," ujar Dr. Amelia Wijaya, seorang ahli gizi dan herbal dari Rumah Sakit Universitas Gadjah Mada.

7 Manfaat Daun Maja, Rahasia Sehat yang Jarang Diketahui

-- Dr. Amelia Wijaya

Klaim mengenai khasiat kesehatan dari bagian tanaman ini didasarkan pada kandungan senyawa aktif seperti flavonoid, alkaloid, dan tanin. Senyawa-senyawa ini dikenal memiliki efek antioksidan yang membantu melindungi sel-sel tubuh dari kerusakan akibat radikal bebas. Selain itu, sifat anti-inflamasi yang dimilikinya dapat membantu meredakan peradangan pada tubuh. Penggunaan tradisional biasanya melibatkan perebusan daun dan konsumsi air rebusan tersebut. Namun, penting untuk diingat bahwa dosis dan cara penggunaan yang tepat perlu dikonsultasikan dengan ahli kesehatan untuk menghindari efek samping yang tidak diinginkan. Penelitian in vitro juga menunjukkan potensi efek antimikroba, namun efektivitasnya pada manusia masih perlu dieksplorasi lebih lanjut.

Manfaat Daun Maja

Daun maja, meskipun berasal dari tanaman yang terkenal dengan buahnya yang pahit, menyimpan beragam potensi khasiat yang signifikan. Keberadaan senyawa bioaktif di dalamnya memberikan kontribusi terhadap berbagai aspek kesehatan. Berikut adalah beberapa manfaat utama yang terkait dengan konsumsi atau penggunaan daun maja:

  • Antioksidan
  • Anti-inflamasi
  • Antimikroba
  • Menurunkan gula darah
  • Meredakan gangguan pencernaan
  • Menyembuhkan luka
  • Perlindungan Hati

Manfaat yang tertera di atas mencerminkan spektrum luas potensi terapeutik daun maja. Sifat antioksidannya membantu menetralkan radikal bebas, sementara efek anti-inflamasinya dapat meredakan peradangan kronis. Potensi antimikroba menunjukkan kemampuannya melawan infeksi. Penggunaan tradisional seringkali memanfaatkan daun maja untuk meredakan masalah pencernaan seperti diare dan sakit perut. Penelitian lebih lanjut masih diperlukan untuk mengkonfirmasi dan memahami sepenuhnya mekanisme kerja serta efektivitasnya dalam konteks klinis.

Antioksidan

Keberadaan antioksidan dalam tumbuhan maja menempatkannya sebagai sumber potensial dalam melawan stres oksidatif. Stres oksidatif, yang diakibatkan oleh ketidakseimbangan antara produksi radikal bebas dan kemampuan tubuh untuk menetralisirnya, terkait erat dengan berbagai penyakit kronis. Kandungan antioksidan dalam bagian tanaman ini diyakini berkontribusi signifikan terhadap potensi manfaat kesehatannya.

  • Perlindungan Seluler

    Antioksidan bekerja dengan menetralkan radikal bebas, molekul tidak stabil yang dapat merusak sel-sel tubuh. Proses ini membantu melindungi sel dari kerusakan yang dapat memicu peradangan dan perkembangan penyakit degeneratif.

  • Senyawa Fenolik

    Daun maja mengandung senyawa fenolik, seperti flavonoid dan tanin, yang dikenal memiliki aktivitas antioksidan kuat. Senyawa-senyawa ini menyumbang sebagian besar kapasitas antioksidan yang dimiliki oleh ekstrak tanaman.

  • Pencegahan Penyakit Kronis

    Dengan mengurangi stres oksidatif, antioksidan dapat membantu mencegah atau memperlambat perkembangan penyakit kronis seperti penyakit jantung, kanker, dan diabetes. Konsumsi sumber antioksidan alami dapat menjadi bagian dari strategi pencegahan penyakit.

  • Efek Anti-inflamasi

    Aktivitas antioksidan seringkali terkait dengan efek anti-inflamasi. Radikal bebas dapat memicu dan memperparah peradangan. Dengan menetralkan radikal bebas, antioksidan dapat membantu meredakan peradangan.

  • Peningkatan Sistem Kekebalan Tubuh

    Stres oksidatif dapat melemahkan sistem kekebalan tubuh. Antioksidan membantu menjaga dan meningkatkan fungsi sistem kekebalan tubuh dengan melindungi sel-sel imun dari kerusakan.

  • Peran dalam Detoksifikasi

    Antioksidan dapat membantu proses detoksifikasi tubuh dengan menetralisir racun dan limbah metabolik yang dihasilkan selama proses metabolisme. Proses ini penting untuk menjaga kesehatan organ-organ vital.

Dengan demikian, aktivitas antioksidan yang terkandung di dalamnya menjadi salah satu pilar utama yang mendasari potensi manfaat kesehatan yang ditawarkan oleh tumbuhan ini. Kemampuan untuk melindungi sel dari kerusakan oksidatif memberikan dasar bagi berbagai aplikasi terapeutik dan preventif.

Anti-inflamasi

Peradangan merupakan respons alami tubuh terhadap cedera atau infeksi, namun peradangan kronis dapat memicu berbagai masalah kesehatan. Kemampuan untuk meredakan peradangan menjadi salah satu aspek penting yang mendasari potensi terapeutik dari tumbuhan maja. Sifat anti-inflamasi ini terkait erat dengan kandungan senyawa aktif yang terdapat di dalamnya.

  • Inhibisi Mediator Inflamasi

    Ekstrak dedaunan pohon ini berpotensi menghambat produksi atau aktivitas mediator inflamasi, seperti sitokin dan prostaglandin. Mediator ini berperan penting dalam memicu dan mempertahankan respons peradangan. Dengan menghambatnya, peradangan dapat diredakan.

  • Pengurangan Pembengkakan dan Nyeri

    Sifat anti-inflamasi dapat membantu mengurangi pembengkakan dan nyeri yang terkait dengan kondisi peradangan, seperti arthritis atau cedera jaringan lunak. Efek ini dapat meningkatkan kualitas hidup individu yang menderita kondisi tersebut.

  • Perlindungan terhadap Kerusakan Jaringan

    Peradangan kronis dapat menyebabkan kerusakan jaringan yang progresif. Dengan meredakan peradangan, dedaunan pohon maja berpotensi melindungi jaringan dari kerusakan lebih lanjut, membantu mempertahankan fungsi organ dan sistem tubuh.

  • Potensi dalam Pengobatan Penyakit Autoimun

    Penyakit autoimun ditandai oleh serangan sistem kekebalan tubuh terhadap jaringan sendiri. Sifat anti-inflamasi dapat membantu menekan respons imun yang berlebihan pada penyakit autoimun, meredakan gejala dan memperlambat perkembangan penyakit.

  • Dukungan dalam Penyembuhan Luka

    Peradangan merupakan bagian penting dari proses penyembuhan luka, namun peradangan yang berlebihan dapat menghambat penyembuhan. Sifat anti-inflamasi dapat membantu mengoptimalkan proses penyembuhan luka, mempercepat penutupan luka dan mengurangi risiko infeksi.

  • Efek Sinergis dengan Senyawa Lain

    Efek anti-inflamasi dari dedaunan pohon maja dapat diperkuat oleh senyawa lain yang terdapat di dalamnya, seperti antioksidan. Kombinasi senyawa-senyawa ini dapat menghasilkan efek terapeutik yang lebih kuat dibandingkan dengan masing-masing senyawa secara terpisah.

Dengan demikian, sifat anti-inflamasi berkontribusi signifikan terhadap potensi manfaat kesehatan yang ditawarkan oleh tumbuhan maja. Kemampuan untuk meredakan peradangan menjadi dasar bagi berbagai aplikasi terapeutik dalam mengatasi berbagai kondisi kesehatan yang terkait dengan peradangan.

Antimikroba

Potensi aktivitas antimikroba dari ekstrak dedaunan pohon maja menarik perhatian karena meningkatnya resistensi mikroorganisme terhadap antibiotik konvensional. Sifat ini membuka peluang pemanfaatan sebagai alternatif atau pelengkap dalam pengendalian infeksi.

  • Spektrum Aktivitas

    Penelitian awal menunjukkan bahwa ekstrak dedaunan pohon ini memiliki kemampuan menghambat pertumbuhan berbagai jenis mikroorganisme, termasuk bakteri, jamur, dan virus. Spektrum aktivitas ini penting karena memungkinkan penanganan infeksi campuran atau infeksi yang disebabkan oleh mikroorganisme yang resisten terhadap pengobatan lain.

  • Mekanisme Aksi

    Mekanisme aksi antimikroba ekstrak dedaunan pohon maja belum sepenuhnya dipahami, namun diduga melibatkan gangguan pada membran sel mikroorganisme, penghambatan sintesis protein, atau interferensi dengan proses metabolisme penting. Pemahaman mekanisme aksi yang lebih rinci dapat membantu mengoptimalkan penggunaannya dan mengurangi risiko resistensi.

  • Potensi Aplikasi Topikal

    Sifat antimikroba menjadikan ekstrak dedaunan pohon ini berpotensi sebagai bahan aktif dalam produk topikal, seperti salep atau krim, untuk mengobati infeksi kulit, luka, atau masalah kebersihan lainnya. Aplikasi topikal dapat mengurangi risiko efek samping sistemik dibandingkan dengan penggunaan antibiotik oral.

  • Penggunaan Tradisional

    Dalam pengobatan tradisional, dedaunan pohon ini telah lama digunakan untuk mengatasi infeksi dan mempercepat penyembuhan luka. Penggunaan empiris ini memberikan dasar untuk penelitian ilmiah lebih lanjut guna memvalidasi dan mengoptimalkan efektivitasnya.

  • Kombinasi dengan Antibiotik

    Penelitian menunjukkan bahwa ekstrak dedaunan pohon ini dapat meningkatkan efektivitas antibiotik tertentu terhadap mikroorganisme yang resisten. Kombinasi ini dapat membantu mengatasi infeksi yang sulit diobati dan mengurangi dosis antibiotik yang diperlukan.

  • Keamanan dan Toksisitas

    Meskipun memiliki potensi antimikroba yang menjanjikan, penting untuk mengevaluasi keamanan dan toksisitas ekstrak dedaunan pohon ini sebelum digunakan secara luas. Penelitian toksikologi perlu dilakukan untuk menentukan dosis yang aman dan efek samping yang mungkin timbul.

Secara keseluruhan, potensi aktivitas antimikroba memberikan dimensi penting pada pemahaman tentang manfaat kesehatan dari tumbuhan ini. Penelitian berkelanjutan diperlukan untuk mengungkap mekanisme aksi yang mendasari, mengeksplorasi potensi aplikasi klinis, dan memastikan keamanannya.

Menurunkan gula darah

Kaitan antara dedaunan pohon maja dan penurunan kadar glukosa darah menjadi area penelitian yang menarik, terutama mengingat prevalensi diabetes yang terus meningkat secara global. Beberapa studi awal, meskipun masih terbatas pada penelitian praklinis, menunjukkan bahwa ekstrak dari bagian tumbuhan ini berpotensi memengaruhi metabolisme glukosa dan sensitivitas insulin.

Mekanisme yang mendasari efek hipoglikemik (penurun gula darah) ini diperkirakan melibatkan beberapa jalur. Pertama, senyawa aktif yang terkandung di dalamnya dapat meningkatkan sensitivitas sel-sel tubuh terhadap insulin. Insulin adalah hormon yang berperan penting dalam memasukkan glukosa dari aliran darah ke dalam sel untuk digunakan sebagai energi. Peningkatan sensitivitas insulin memungkinkan sel-sel tubuh menyerap glukosa lebih efisien, sehingga menurunkan kadar glukosa dalam darah.

Kedua, ekstrak tumbuhan ini dapat menghambat aktivitas enzim alfa-glukosidase dan alfa-amilase, enzim-enzim yang bertanggung jawab untuk memecah karbohidrat kompleks menjadi glukosa di saluran pencernaan. Dengan menghambat enzim-enzim ini, penyerapan glukosa ke dalam aliran darah dapat diperlambat, mencegah lonjakan kadar glukosa setelah makan.

Ketiga, beberapa penelitian in vitro menunjukkan bahwa ekstrak dedaunan pohon ini dapat merangsang sekresi insulin dari sel-sel beta pankreas. Sel-sel beta pankreas adalah sel-sel yang menghasilkan insulin. Peningkatan sekresi insulin dapat membantu mengontrol kadar glukosa darah.

Meskipun hasil penelitian awal menjanjikan, penting untuk dicatat bahwa penelitian lebih lanjut, terutama uji klinis pada manusia, sangat diperlukan untuk mengkonfirmasi efektivitas dan keamanan penggunaan ekstrak dedaunan pohon ini sebagai agen penurun gula darah. Dosis yang tepat, durasi penggunaan, dan potensi interaksi dengan obat-obatan lain perlu dievaluasi secara cermat. Pasien diabetes yang mempertimbangkan penggunaan ekstrak dedaunan pohon ini sebagai bagian dari rencana pengobatan mereka harus berkonsultasi dengan dokter atau ahli kesehatan lainnya untuk memastikan keamanan dan efektivitasnya.

Meredakan gangguan pencernaan

Potensi dedaunan pohon maja dalam meredakan gangguan pencernaan telah lama dikenal dalam praktik pengobatan tradisional. Kemampuan ini menjadikannya sebagai alternatif alami untuk mengatasi berbagai keluhan terkait sistem pencernaan. Senyawa aktif di dalamnya diduga berperan dalam menyeimbangkan fungsi saluran cerna dan mengurangi gejala yang tidak nyaman.

  • Efek Anti-diare

    Ekstrak dedaunan pohon ini berpotensi menghambat pertumbuhan bakteri patogen penyebab diare. Selain itu, kandungan tanin di dalamnya dapat membantu mengurangi sekresi cairan di usus, sehingga memadatkan feses dan meredakan diare.

  • Meredakan Sakit Perut

    Sifat anti-inflamasi dapat membantu mengurangi peradangan pada saluran pencernaan, yang seringkali menjadi penyebab sakit perut. Peradangan yang mereda dapat mengurangi rasa nyeri dan ketidaknyamanan.

  • Mengatasi Kembung dan Gas

    Beberapa senyawa dalam dedaunan pohon ini berpotensi membantu memecah gas yang terperangkap di saluran pencernaan. Hal ini dapat mengurangi kembung, rasa penuh, dan ketidaknyamanan akibat penumpukan gas.

  • Efek Prebiotik Potensial

    Meskipun penelitian lebih lanjut diperlukan, terdapat indikasi bahwa ekstrak dedaunan pohon ini dapat mendukung pertumbuhan bakteri baik di usus. Bakteri baik ini penting untuk menjaga kesehatan saluran pencernaan dan meningkatkan penyerapan nutrisi.

  • Mengurangi Peradangan pada Usus

    Kondisi peradangan seperti kolitis dapat menyebabkan gejala yang mengganggu. Sifat anti-inflamasi berpotensi membantu mengurangi peradangan pada usus dan meredakan gejala yang terkait.

  • Melindungi Lapisan Mukosa Lambung

    Beberapa penelitian menunjukkan bahwa ekstrak dedaunan pohon ini dapat membantu melindungi lapisan mukosa lambung dari kerusakan akibat asam lambung berlebih. Hal ini dapat membantu mencegah atau meredakan gejala penyakit asam lambung.

Dengan demikian, potensi dedaunan pohon maja dalam meredakan gangguan pencernaan mencakup berbagai aspek, mulai dari mengatasi diare hingga melindungi lapisan lambung. Meskipun penelitian lebih lanjut masih diperlukan, bukti awal dan penggunaan tradisional menunjukkan potensi manfaat yang signifikan.

Menyembuhkan luka

Kemampuan mempercepat penyembuhan luka merupakan salah satu aspek yang menarik perhatian dalam eksplorasi potensi terapeutik tanaman maja. Efek ini dipercaya berasal dari kombinasi beberapa mekanisme biologis yang saling mendukung. Secara tradisional, aplikasi topikal dari olahan bagian tanaman ini sering digunakan untuk merawat luka ringan, goresan, dan iritasi kulit.

Salah satu faktor kunci dalam proses penyembuhan luka adalah sifat anti-inflamasi yang telah disebutkan sebelumnya. Peradangan yang terkontrol sangat penting untuk inisiasi dan resolusi fase inflamasi dalam penyembuhan luka. Dengan meredakan peradangan berlebihan, ekstrak tanaman ini dapat membantu menciptakan lingkungan yang optimal bagi sel-sel untuk bermigrasi ke area luka dan memulai proses perbaikan jaringan.

Selain itu, aktivitas antimikroba juga berperan penting. Luka yang terbuka rentan terhadap infeksi bakteri, yang dapat menghambat penyembuhan dan bahkan memperburuk kondisi. Senyawa antimikroba yang terkandung di dalamnya dapat membantu mencegah infeksi pada luka, sehingga memungkinkan proses penyembuhan berjalan lebih lancar.

Lebih lanjut, beberapa penelitian menunjukkan bahwa ekstrak tanaman ini dapat merangsang proliferasi fibroblas, sel-sel yang bertanggung jawab untuk menghasilkan kolagen, protein struktural utama dalam jaringan ikat. Peningkatan produksi kolagen sangat penting untuk pembentukan jaringan baru dan penutupan luka.

Selain itu, kandungan antioksidan juga berkontribusi dalam proses penyembuhan luka. Radikal bebas dapat menghambat penyembuhan luka dengan merusak sel-sel dan jaringan. Antioksidan membantu melindungi sel-sel dari kerusakan oksidatif, sehingga mendukung proses perbaikan jaringan.

Meskipun mekanisme yang tepat masih memerlukan penelitian lebih lanjut, bukti yang ada menunjukkan bahwa kombinasi sifat anti-inflamasi, antimikroba, stimulasi proliferasi fibroblas, dan aktivitas antioksidan berperan dalam potensi tanaman ini untuk mempercepat penyembuhan luka. Penelitian klinis lebih lanjut diperlukan untuk mengkonfirmasi efektivitas dan keamanan penggunaan ekstrak tanaman ini dalam pengobatan luka pada manusia.

Perlindungan Hati

Organ hati memiliki peran krusial dalam metabolisme, detoksifikasi, dan penyimpanan nutrisi. Kerusakan hati dapat mengakibatkan gangguan kesehatan serius. Penelitian awal menunjukkan bahwa ekstrak dari dedaunan pohon maja berpotensi memberikan efek protektif terhadap organ vital ini.

Salah satu mekanisme perlindungan yang mungkin adalah melalui aktivitas antioksidan. Hati rentan terhadap kerusakan akibat radikal bebas yang dihasilkan selama proses metabolisme dan detoksifikasi. Senyawa antioksidan yang terkandung dalam dedaunan pohon ini dapat membantu menetralkan radikal bebas, mengurangi stres oksidatif, dan melindungi sel-sel hati dari kerusakan.

Selain itu, efek anti-inflamasi juga dapat berkontribusi pada perlindungan hati. Peradangan kronis pada hati, seperti yang terjadi pada hepatitis, dapat menyebabkan kerusakan jaringan dan fibrosis. Senyawa anti-inflamasi dapat membantu meredakan peradangan, mencegah kerusakan lebih lanjut, dan mendukung regenerasi sel-sel hati.

Beberapa penelitian praklinis menunjukkan bahwa ekstrak dedaunan pohon ini dapat membantu menurunkan kadar enzim hati yang meningkat, yang merupakan indikator kerusakan hati. Selain itu, ekstrak tersebut juga dapat membantu mencegah akumulasi lemak di hati, kondisi yang dikenal sebagai perlemakan hati (steatosis), yang dapat menyebabkan peradangan dan kerusakan hati.

Meskipun hasil penelitian awal menjanjikan, penting untuk dicatat bahwa penelitian lebih lanjut, termasuk uji klinis pada manusia, sangat diperlukan untuk mengkonfirmasi efektivitas dan keamanan penggunaan ekstrak dedaunan pohon ini sebagai agen pelindung hati. Dosis yang tepat, durasi penggunaan, dan potensi interaksi dengan obat-obatan lain perlu dievaluasi secara cermat. Individu dengan masalah hati yang mempertimbangkan penggunaan ekstrak dedaunan pohon ini harus berkonsultasi dengan dokter atau ahli kesehatan lainnya untuk memastikan keamanan dan efektivitasnya.

Potensi perlindungan terhadap organ hati menjadi salah satu area penelitian yang menjanjikan terkait dengan manfaat kesehatan dari tanaman maja. Eksplorasi lebih lanjut mengenai mekanisme aksi dan uji klinis yang komprehensif akan memberikan pemahaman yang lebih baik mengenai potensi terapeutik dan preventif dari bagian tanaman ini dalam menjaga kesehatan hati.

Tips Pemanfaatan Secara Optimal

Mengeksplorasi potensi terapeutik dari tanaman ini membutuhkan pendekatan yang bijaksana dan terinformasi. Berikut adalah panduan untuk memaksimalkan manfaatnya dengan aman dan efektif:

Tip 1: Konsultasikan dengan Profesional Kesehatan
Sebelum mengintegrasikan olahan tanaman ini ke dalam rutinitas kesehatan, konsultasi dengan dokter atau ahli herbal sangat dianjurkan. Profesional kesehatan dapat memberikan panduan mengenai dosis yang tepat, potensi interaksi obat, dan pertimbangan khusus berdasarkan kondisi kesehatan individu.

Tip 2: Pilih Sumber yang Terpercaya
Pastikan sumber dedaunan pohon ini berasal dari lingkungan yang bersih dan bebas dari kontaminasi pestisida atau bahan kimia berbahaya. Pertimbangkan untuk menanam sendiri atau membeli dari pemasok yang memiliki reputasi baik dan menerapkan praktik pertanian yang berkelanjutan.

Tip 3: Perhatikan Cara Pengolahan
Metode pengolahan dapat memengaruhi kandungan senyawa aktif. Perebusan adalah metode umum, namun perhatikan durasi dan suhu untuk menghindari kerusakan senyawa yang bermanfaat. Metode ekstraksi lain, seperti infusi atau tincture, juga dapat dipertimbangkan.

Tip 4: Mulai dengan Dosis Rendah
Saat pertama kali menggunakan olahan tanaman ini, mulailah dengan dosis rendah dan perhatikan respons tubuh. Jika tidak ada efek samping yang merugikan, dosis dapat ditingkatkan secara bertahap sesuai dengan panduan profesional kesehatan.

Pemanfaatan yang bertanggung jawab, didukung oleh informasi yang akurat dan bimbingan profesional, akan membantu memaksimalkan potensi positif dari tanaman ini sembari meminimalkan risiko yang mungkin timbul.

Bukti Ilmiah dan Studi Kasus

Penelitian tentang khasiat dedaunan dari tanaman Aegle marmelos masih dalam tahap awal, namun beberapa studi in vitro dan in vivo memberikan petunjuk tentang potensi terapeutiknya. Studi-studi ini mengeksplorasi berbagai aspek, mulai dari aktivitas antioksidan hingga efek anti-inflamasi dan antimikroba.

Sebuah studi in vitro yang dipublikasikan dalam Journal of Ethnopharmacology meneliti ekstrak etanol dari dedaunan tanaman ini dan menemukan bahwa ekstrak tersebut menunjukkan aktivitas antioksidan yang signifikan, yang diukur melalui berbagai metode pengujian. Para peneliti mengaitkan aktivitas ini dengan kandungan senyawa fenolik yang tinggi dalam ekstrak. Studi lain, yang diterbitkan dalam International Journal of Pharmaceutical Sciences and Research, meneliti efek anti-inflamasi ekstrak dedaunan pada model tikus yang diinduksi peradangan. Hasilnya menunjukkan bahwa ekstrak tersebut mengurangi edema dan penanda inflamasi dalam model hewan tersebut.

Meskipun studi-studi ini memberikan bukti awal tentang potensi terapeutik, penting untuk dicatat bahwa sebagian besar penelitian masih terbatas pada model laboratorium atau hewan. Uji klinis pada manusia diperlukan untuk mengkonfirmasi efektivitas dan keamanan penggunaan olahan dari bagian tanaman ini dalam pengobatan berbagai kondisi kesehatan. Selain itu, standardisasi ekstrak dan identifikasi senyawa aktif yang bertanggung jawab atas efek terapeutik juga merupakan area penelitian yang penting.

Masyarakat didorong untuk mendekati informasi mengenai potensi khasiat kesehatan dari tanaman ini dengan sikap kritis dan terinformasi. Konsultasi dengan profesional kesehatan yang berkualifikasi adalah langkah penting sebelum mempertimbangkan penggunaan olahan dari bagian tanaman ini sebagai bagian dari rencana pengobatan.