Temukan 7 Manfaat Kulit Buah Naga yang Wajib Kamu Intip!
Rabu, 2 Juli 2025 oleh journal
Bagian terluar dari buah naga, yang seringkali terbuang, ternyata menyimpan potensi kesehatan. Kandungan nutrisi dan senyawa bioaktif di dalamnya dipercaya memberikan efek positif bagi tubuh. Beberapa penelitian menunjukan adanya aktivitas antioksidan, antimikroba, dan antikanker yang terkandung di dalam lapisan pelindung daging buah tersebut.
"Meskipun penelitian lebih lanjut masih diperlukan, potensi kesehatan yang terkandung dalam lapisan luar buah naga sangat menarik. Kandungan antioksidan yang tinggi dapat membantu melindungi sel-sel tubuh dari kerusakan akibat radikal bebas, yang terkait dengan berbagai penyakit kronis," ujar Dr. Amelia Rahayu, seorang ahli gizi klinis.
Dr. Rahayu menambahkan, "Pemanfaatan bagian buah ini sebagai sumber nutrisi tambahan bisa menjadi alternatif yang menjanjikan, asalkan diolah dengan benar dan dikonsumsi dalam jumlah yang wajar."
Senyawa aktif seperti betalain dan polifenol yang terdapat dalam lapisan pelindung daging buah ini diyakini berkontribusi pada efek positif tersebut. Betalain, pigmen alami yang memberikan warna pada buah naga, dikenal memiliki sifat antioksidan dan anti-inflamasi. Polifenol juga berperan dalam melindungi tubuh dari kerusakan sel. Penggunaan yang disarankan biasanya melalui pengolahan menjadi teh, jus, atau ekstrak. Namun, penting untuk berkonsultasi dengan dokter atau ahli gizi sebelum mengonsumsi secara rutin, terutama bagi individu dengan kondisi kesehatan tertentu.
Manfaat Kulit Buah Naga
Kulit buah naga, yang seringkali diabaikan, memiliki beragam manfaat potensial bagi kesehatan. Penelitian menunjukkan adanya kandungan nutrisi dan senyawa bioaktif yang signifikan. Berikut adalah beberapa manfaat utama yang perlu diperhatikan:
- Antioksidan kuat
- Meningkatkan imunitas
- Menurunkan kolesterol
- Menstabilkan gula darah
- Anti-inflamasi alami
- Mempercepat penyembuhan luka
- Potensi antikanker
Manfaat-manfaat ini berasal dari kandungan senyawa seperti betalain, polifenol, dan serat yang terdapat dalam kulit buah naga. Sebagai contoh, aktivitas antioksidan yang kuat membantu melindungi sel-sel tubuh dari kerusakan akibat radikal bebas, yang dapat memicu berbagai penyakit degeneratif. Pemanfaatan kulit buah naga sebagai sumber nutrisi tambahan dapat menjadi alternatif yang menjanjikan dalam mendukung kesehatan secara keseluruhan, meskipun penelitian lebih lanjut masih diperlukan untuk memahami sepenuhnya potensi terapeutiknya.
Antioksidan Kuat
Kehadiran antioksidan kuat dalam bagian terluar buah naga menjadi salah satu fondasi utama potensi kesehatannya. Senyawa-senyawa ini berperan krusial dalam menetralkan radikal bebas, molekul tidak stabil yang dapat merusak sel-sel tubuh dan memicu berbagai penyakit kronis.
- Perlindungan Seluler
Radikal bebas, produk sampingan metabolisme normal dan paparan lingkungan (polusi, radiasi UV), dapat menyebabkan stres oksidatif. Antioksidan dalam lapisan pelindung daging buah ini bertindak sebagai "pembersih" yang menstabilkan radikal bebas, mencegah kerusakan DNA, protein, dan lipid. Hal ini sangat penting dalam mencegah penuaan dini dan mengurangi risiko penyakit jantung, kanker, dan Alzheimer.
- Senyawa Betalain
Betalain, pigmen pemberi warna pada buah naga, merupakan antioksidan yang sangat efektif. Penelitian menunjukkan bahwa betalain memiliki kemampuan untuk menetralkan berbagai jenis radikal bebas, bahkan yang paling reaktif. Konsentrasi betalain yang tinggi dalam lapisan luar buah naga menjadikannya sumber antioksidan yang signifikan.
- Polifenol dan Aktivitas Antioksidan
Selain betalain, lapisan terluar buah naga juga mengandung polifenol, kelompok senyawa dengan aktivitas antioksidan yang luas. Polifenol bekerja dengan berbagai mekanisme, termasuk menghambat produksi radikal bebas dan meningkatkan sistem pertahanan antioksidan alami tubuh.
- Kontribusi terhadap Kesehatan Jantung
Stres oksidatif memainkan peran penting dalam perkembangan penyakit jantung. Antioksidan dalam bagian terluar buah ini membantu melindungi kolesterol LDL (kolesterol "jahat") dari oksidasi, yang merupakan langkah awal pembentukan plak di arteri. Dengan demikian, konsumsi bagian buah ini yang kaya antioksidan dapat berkontribusi pada kesehatan jantung.
- Potensi Anti-Kanker
Kerusakan DNA akibat radikal bebas merupakan salah satu pemicu utama perkembangan kanker. Antioksidan yang terkandung di dalamnya membantu melindungi DNA dari kerusakan, sehingga berpotensi mengurangi risiko mutasi dan pertumbuhan sel kanker. Meskipun penelitian lebih lanjut masih diperlukan, studi in vitro dan in vivo menunjukkan potensi anti-kanker dari ekstrak lapisan luar buah naga.
Dengan demikian, kehadiran antioksidan yang kuat dalam lapisan terluar buah naga menjadi landasan utama berbagai potensi manfaat kesehatannya. Kemampuan untuk menetralkan radikal bebas dan melindungi sel-sel tubuh dari kerusakan menjadikan bagian buah ini sebagai sumber nutrisi yang berharga dalam menjaga kesehatan dan mencegah penyakit.
Meningkatkan Imunitas
Lapisan terluar buah naga berkontribusi pada peningkatan sistem kekebalan tubuh melalui beberapa mekanisme. Kandungan vitamin C, meskipun tidak sebanyak pada daging buah, tetap memberikan dukungan signifikan bagi fungsi imun. Vitamin C dikenal sebagai agen peningkat imunitas yang merangsang produksi dan aktivitas sel-sel imun, seperti sel darah putih, yang berperan penting dalam melawan infeksi.
Selain vitamin C, senyawa-senyawa lain dalam bagian pelindung daging buah tersebut, seperti betalain dan polifenol, juga memiliki peran dalam modulasi sistem imun. Betalain, dengan sifat antioksidannya, membantu mengurangi stres oksidatif yang dapat melemahkan sistem kekebalan tubuh. Polifenol, di sisi lain, memiliki efek anti-inflamasi yang dapat membantu menyeimbangkan respons imun, mencegah peradangan kronis yang dapat mengganggu fungsi imun normal.
Lebih lanjut, kandungan serat dalam bagian terluar buah naga mendukung kesehatan mikrobiota usus. Mikrobiota usus yang sehat memainkan peran penting dalam sistem kekebalan tubuh, karena sebagian besar sel imun berada di saluran pencernaan. Serat menyediakan makanan bagi bakteri baik di usus, sehingga meningkatkan populasi bakteri yang menguntungkan dan menekan pertumbuhan bakteri patogen. Keseimbangan mikrobiota usus yang terjaga dengan baik berkontribusi pada respons imun yang lebih efektif.
Dengan demikian, kombinasi vitamin C, senyawa antioksidan, anti-inflamasi, dan serat dalam lapisan terluar buah naga bekerja secara sinergis untuk meningkatkan imunitas. Konsumsi olahan bagian buah ini, sebagai bagian dari pola makan seimbang, dapat membantu memperkuat sistem kekebalan tubuh dan melindungi tubuh dari berbagai penyakit infeksi.
Menurunkan Kolesterol
Potensi bagian terluar buah naga dalam menurunkan kadar kolesterol menjadi topik yang menarik perhatian dalam penelitian nutrisi. Efek ini dikaitkan dengan beberapa faktor yang bekerja secara sinergis. Pertama, kandungan serat yang signifikan dalam lapisan pelindung daging buah tersebut berperan penting. Serat larut air, khususnya, dapat mengikat asam empedu di saluran pencernaan. Asam empedu, yang diproduksi dari kolesterol di hati, diperlukan untuk mencerna lemak. Ketika serat mengikat asam empedu dan membawanya keluar dari tubuh melalui feses, hati terpaksa menggunakan lebih banyak kolesterol untuk memproduksi asam empedu yang baru, sehingga menurunkan kadar kolesterol dalam darah.
Kedua, senyawa antioksidan yang terdapat dalam bagian terluar buah tersebut, seperti betalain dan polifenol, juga berkontribusi dalam menjaga kesehatan jantung. Stres oksidatif dapat merusak kolesterol LDL ("kolesterol jahat"), mengubahnya menjadi bentuk yang lebih berbahaya dan meningkatkan risiko pembentukan plak di arteri. Antioksidan membantu melindungi kolesterol LDL dari oksidasi, sehingga mengurangi risiko penyakit kardiovaskular.
Ketiga, beberapa penelitian awal menunjukkan bahwa senyawa tertentu dalam bagian terluar buah naga dapat memengaruhi metabolisme lipid. Meskipun mekanisme pastinya masih memerlukan penelitian lebih lanjut, ada indikasi bahwa senyawa-senyawa ini dapat membantu meningkatkan kadar kolesterol HDL ("kolesterol baik") dan menurunkan kadar trigliserida, jenis lemak lain dalam darah yang juga berkontribusi pada risiko penyakit jantung. Penting untuk dicatat bahwa efek penurun kolesterol ini mungkin bervariasi tergantung pada dosis, metode pengolahan, dan karakteristik individu. Konsultasi dengan profesional kesehatan tetap disarankan untuk pengelolaan kolesterol yang optimal.
Menstabilkan Gula Darah
Potensi untuk menstabilkan kadar glukosa dalam darah merupakan salah satu aspek signifikan yang terkait dengan pemanfaatan lapisan terluar buah naga. Kondisi gula darah yang stabil sangat penting dalam pencegahan dan pengelolaan diabetes tipe 2, serta menjaga kesehatan metabolik secara umum. Beberapa mekanisme diperkirakan berkontribusi pada efek ini.
- Kandungan Serat Tinggi
Serat, khususnya serat larut, memperlambat penyerapan glukosa dari makanan ke dalam aliran darah. Hal ini mencegah lonjakan kadar gula darah setelah makan, yang penting bagi penderita diabetes atau mereka yang berisiko terkena penyakit tersebut. Serat juga meningkatkan rasa kenyang, membantu mengontrol nafsu makan dan mencegah makan berlebihan, yang dapat menyebabkan fluktuasi gula darah.
- Senyawa Antioksidan dan Resistensi Insulin
Stres oksidatif dapat memperburuk resistensi insulin, kondisi di mana sel-sel tubuh kurang responsif terhadap insulin, hormon yang membantu glukosa masuk ke dalam sel. Senyawa antioksidan, seperti betalain dan polifenol, membantu mengurangi stres oksidatif, berpotensi meningkatkan sensitivitas insulin dan membantu sel-sel tubuh menggunakan glukosa secara lebih efisien.
- Pengaruh pada Metabolisme Glukosa
Beberapa penelitian awal menunjukkan bahwa senyawa tertentu yang ada di bagian pelindung daging buah ini dapat memengaruhi enzim yang terlibat dalam metabolisme glukosa. Meskipun mekanisme spesifiknya masih dalam penelitian, ada indikasi bahwa senyawa-senyawa ini dapat membantu mengatur produksi glukosa di hati dan meningkatkan penyerapan glukosa oleh otot.
- Indeks Glikemik Rendah
Meskipun data spesifik mengenai indeks glikemik (IG) lapisan terluar buah naga masih terbatas, kandungan seratnya yang tinggi mengindikasikan bahwa ia mungkin memiliki IG yang relatif rendah. Makanan dengan IG rendah dicerna dan diserap lebih lambat, menyebabkan peningkatan kadar gula darah yang lebih bertahap dibandingkan dengan makanan dengan IG tinggi.
Dengan demikian, kombinasi serat, antioksidan, dan potensi pengaruh pada metabolisme glukosa menjadikan bagian terluar buah naga sebagai kandidat yang menjanjikan dalam mendukung stabilisasi gula darah. Pemanfaatan yang bijak, sebagai bagian dari diet seimbang dan gaya hidup sehat, dapat memberikan kontribusi positif bagi kesehatan metabolik. Namun, penting untuk berkonsultasi dengan profesional kesehatan, terutama bagi individu dengan diabetes atau kondisi medis lainnya, sebelum memasukkan olahan bagian buah ini ke dalam diet secara rutin.
Anti-inflamasi alami
Peradangan merupakan respons alami tubuh terhadap cedera atau infeksi. Namun, peradangan kronis yang berlangsung dalam jangka waktu lama dapat berkontribusi pada perkembangan berbagai penyakit, termasuk penyakit jantung, diabetes, arthritis, dan bahkan kanker. Kemampuan untuk meredakan atau mengendalikan peradangan secara alami menjadi sangat penting dalam menjaga kesehatan secara keseluruhan. Bagian terluar dari buah naga menunjukkan potensi sebagai agen anti-inflamasi alami melalui beberapa mekanisme yang saling terkait.
Kandungan antioksidan yang signifikan, terutama betalain dan polifenol, berperan krusial dalam meredakan peradangan. Stres oksidatif, yang disebabkan oleh ketidakseimbangan antara radikal bebas dan antioksidan dalam tubuh, merupakan pemicu utama peradangan. Antioksidan menetralkan radikal bebas, mengurangi stres oksidatif, dan dengan demikian membantu mengendalikan respons peradangan.
Selain itu, beberapa penelitian menunjukkan bahwa senyawa tertentu yang terdapat dalam lapisan pelindung daging buah ini dapat memengaruhi jalur-jalur inflamasi dalam tubuh. Senyawa-senyawa ini dapat menghambat produksi sitokin pro-inflamasi, molekul yang memicu dan memperkuat respons peradangan. Dengan menghambat produksi sitokin pro-inflamasi, senyawa-senyawa ini membantu meredakan peradangan dan mencegah kerusakan jaringan yang disebabkan oleh peradangan kronis.
Kandungan serat juga berkontribusi pada efek anti-inflamasi. Serat mendukung kesehatan mikrobiota usus, dan mikrobiota usus yang seimbang menghasilkan senyawa anti-inflamasi seperti asam lemak rantai pendek (SCFA). SCFA membantu mengurangi peradangan di usus dan seluruh tubuh.
Dengan demikian, kombinasi antioksidan, pengaruh pada jalur inflamasi, dan dukungan terhadap kesehatan mikrobiota usus menjadikan bagian terluar buah naga sebagai sumber potensial senyawa anti-inflamasi alami. Pemanfaatan yang bijak, sebagai bagian dari pola makan sehat, dapat membantu mengurangi risiko penyakit yang terkait dengan peradangan kronis. Akan tetapi, penting untuk diingat bahwa penelitian lebih lanjut masih diperlukan untuk sepenuhnya memahami mekanisme kerja dan efektivitas klinisnya.
Mempercepat Penyembuhan Luka
Kemampuan untuk mempercepat proses penyembuhan luka merupakan salah satu potensi yang menarik dari bagian terluar buah naga. Proses penyembuhan luka adalah mekanisme kompleks yang melibatkan berbagai faktor, dan senyawa-senyawa tertentu yang terdapat dalam lapisan pelindung daging buah tersebut dapat memberikan dukungan signifikan pada setiap tahapannya.
- Aktivitas Antioksidan dan Reduksi Radikal Bebas
Penyembuhan luka seringkali disertai dengan peningkatan produksi radikal bebas, yang dapat menghambat proses perbaikan jaringan. Senyawa antioksidan, seperti betalain dan polifenol yang terkandung di dalamnya, membantu menetralkan radikal bebas ini, menciptakan lingkungan yang lebih kondusif bagi penyembuhan. Pengurangan stres oksidatif memungkinkan sel-sel yang terlibat dalam penyembuhan, seperti fibroblas dan keratinosit, berfungsi lebih efisien.
- Stimulasi Produksi Kolagen
Kolagen adalah protein struktural utama yang berperan penting dalam pembentukan jaringan baru pada luka. Beberapa penelitian in vitro menunjukkan bahwa ekstrak dari bagian buah ini dapat merangsang produksi kolagen oleh fibroblas. Peningkatan produksi kolagen mempercepat pembentukan jaringan granulasi, yang merupakan langkah penting dalam penutupan luka.
- Sifat Anti-inflamasi dan Pengurangan Peradangan
Peradangan yang berlebihan dapat menghambat penyembuhan luka. Sifat anti-inflamasi yang dimilikinya membantu mengurangi peradangan di sekitar luka, menciptakan lingkungan yang lebih stabil bagi proses perbaikan jaringan. Pengurangan peradangan juga dapat mengurangi rasa sakit dan mempercepat resolusi edema.
- Aktivitas Antimikroba dan Pencegahan Infeksi
Luka rentan terhadap infeksi bakteri, yang dapat memperlambat penyembuhan dan bahkan menyebabkan komplikasi serius. Beberapa penelitian menunjukkan bahwa ekstrak dari bagian terluar buah naga memiliki aktivitas antimikroba terhadap berbagai jenis bakteri patogen. Pencegahan infeksi memungkinkan luka untuk sembuh lebih cepat dan tanpa komplikasi.
- Peningkatan Angiogenesis
Angiogenesis, pembentukan pembuluh darah baru, penting untuk menyediakan nutrisi dan oksigen yang diperlukan untuk perbaikan jaringan. Beberapa senyawa dalam bagian buah ini dapat merangsang angiogenesis, meningkatkan aliran darah ke luka dan mempercepat penyembuhan.
Dengan demikian, kombinasi aktivitas antioksidan, stimulasi produksi kolagen, sifat anti-inflamasi, aktivitas antimikroba, dan peningkatan angiogenesis menjadikan bagian terluar buah naga sebagai agen potensial dalam mempercepat penyembuhan luka. Meskipun penelitian lebih lanjut masih diperlukan, potensi ini membuka peluang untuk pengembangan terapi topikal yang efektif dalam pengobatan luka.
Potensi Antikanker
Bagian terluar dari buah naga menarik perhatian karena adanya potensi antikanker. Studi-studi awal menunjukkan adanya senyawa bioaktif di dalamnya yang dapat menghambat pertumbuhan sel kanker dan melindungi sel-sel sehat dari kerusakan. Potensi ini menjadi fokus penelitian karena implikasinya dalam pencegahan dan pengobatan kanker.
- Aktivitas Antioksidan dan Perlindungan DNA
Kanker seringkali diawali dengan kerusakan DNA akibat radikal bebas. Senyawa antioksidan, seperti betalain dan polifenol yang terkandung di dalam lapisan pelindung daging buah ini, membantu menetralkan radikal bebas dan melindungi DNA dari kerusakan. Perlindungan DNA ini dapat mengurangi risiko mutasi yang dapat menyebabkan pertumbuhan sel kanker.
- Induksi Apoptosis pada Sel Kanker
Apoptosis adalah proses kematian sel terprogram yang penting untuk menghilangkan sel-sel yang rusak atau abnormal, termasuk sel kanker. Beberapa penelitian in vitro menunjukkan bahwa ekstrak dari bagian buah ini dapat menginduksi apoptosis pada sel kanker tertentu, seperti sel kanker payudara dan sel kanker usus besar. Induksi apoptosis membantu menghentikan pertumbuhan dan penyebaran sel kanker.
- Inhibisi Proliferasi Sel Kanker
Proliferasi sel kanker adalah proses penggandaan sel kanker yang cepat dan tidak terkendali. Senyawa-senyawa tertentu dalam bagian terluar buah naga dapat menghambat proliferasi sel kanker dengan mengganggu siklus sel kanker. Penghambatan proliferasi membantu memperlambat pertumbuhan tumor dan mencegah metastasis.
- Pengurangan Angiogenesis Tumor
Tumor membutuhkan pembuluh darah baru (angiogenesis) untuk mendapatkan nutrisi dan oksigen yang diperlukan untuk pertumbuhan. Beberapa penelitian menunjukkan bahwa senyawa-senyawa dalam bagian buah ini dapat menghambat angiogenesis tumor, membatasi pasokan nutrisi ke tumor dan memperlambat pertumbuhannya.
- Modulasi Sistem Kekebalan Tubuh
Sistem kekebalan tubuh memainkan peran penting dalam melawan kanker. Beberapa senyawa dalam bagian pelindung daging buah ini dapat memodulasi sistem kekebalan tubuh, meningkatkan aktivitas sel-sel imun yang menyerang sel kanker. Peningkatan aktivitas imun dapat membantu tubuh untuk menghancurkan sel kanker dan mencegah kekambuhan.
- Efek Sinergis dengan Terapi Kanker Konvensional
Penelitian awal menunjukkan bahwa senyawa-senyawa dari bagian terluar buah naga dapat meningkatkan efektivitas terapi kanker konvensional, seperti kemoterapi dan radioterapi. Efek sinergis ini dapat memungkinkan penggunaan dosis terapi yang lebih rendah, mengurangi efek samping, dan meningkatkan hasil pengobatan.
Potensi antikanker yang terkandung di dalamnya menjadikannya subjek penelitian yang menjanjikan. Meskipun penelitian lebih lanjut masih diperlukan untuk mengkonfirmasi efektivitas dan keamanan penggunaannya sebagai terapi kanker, hasil awal menunjukkan bahwa bagian buah ini memiliki potensi sebagai agen kemopreventif dan terapeutik yang berharga. Pemanfaatan yang bijak, sebagai bagian dari pendekatan holistik terhadap pencegahan dan pengobatan kanker, dapat memberikan manfaat tambahan.
Tips Pemanfaatan Optimal Bagian Terluar Buah Naga
Bagian yang sering terabaikan ini memiliki potensi nutrisi yang signifikan. Untuk memaksimalkan manfaatnya, pertimbangkan panduan berikut:
Tip 1: Pemilihan dan Persiapan
Pilih buah naga dengan kulit yang berwarna cerah dan tidak memar. Cuci bersih dengan air mengalir untuk menghilangkan kotoran dan residu pestisida. Pastikan untuk menghilangkan duri-duri kecil yang mungkin masih menempel.
Tip 2: Pengolahan yang Tepat
Merebus, mengukus, atau memanggang adalah metode yang disarankan untuk menjaga kandungan nutrisinya. Hindari menggoreng, karena dapat meningkatkan kadar lemak dan mengurangi manfaat kesehatannya.
Tip 3: Kombinasi dengan Bahan Lain
Tambahkan ke dalam smoothie, jus, atau teh herbal untuk meningkatkan cita rasa dan nilai gizi. Kombinasikan dengan bahan-bahan lain yang kaya antioksidan, seperti beri atau teh hijau, untuk efek sinergis.
Tip 4: Konsumsi Secukupnya
Konsumsi dalam jumlah sedang, sekitar 1-2 porsi per hari, sudah cukup untuk mendapatkan manfaatnya. Konsumsi berlebihan dapat menyebabkan gangguan pencernaan pada beberapa orang.
Tip 5: Perhatikan Kondisi Kesehatan
Individu dengan kondisi medis tertentu, seperti alergi atau gangguan pencernaan, sebaiknya berkonsultasi dengan dokter sebelum mengonsumsi secara rutin.
Tip 6: Eksplorasi Resep Kreatif
Eksplorasi berbagai resep, seperti keripik, selai, atau acar, untuk variasi dalam konsumsi. Pastikan resep yang digunakan tetap mempertahankan kandungan nutrisi dan menghindari penggunaan bahan-bahan yang tidak sehat.
Dengan mengikuti panduan ini, individu dapat mengoptimalkan manfaat nutrisi yang terkandung dalam bagian terluar buah naga, mendukung kesehatan secara keseluruhan, dan mengurangi limbah makanan.
Bukti Ilmiah dan Studi Kasus
Penelitian tentang potensi kesehatan bagian terluar buah naga masih terus berkembang, namun beberapa studi kasus memberikan gambaran awal yang menjanjikan. Sebuah studi yang diterbitkan dalam Journal of Functional Foods meneliti efek ekstrak lapisan terluar buah ini pada tikus dengan kadar kolesterol tinggi. Hasilnya menunjukkan penurunan signifikan kadar kolesterol LDL (kolesterol "jahat") dan peningkatan kadar kolesterol HDL (kolesterol "baik") setelah pemberian ekstrak selama beberapa minggu.
Studi lain, yang dipublikasikan di International Journal of Food Science & Technology, fokus pada aktivitas antioksidan ekstrak tersebut dan potensinya dalam melindungi sel dari kerusakan akibat radikal bebas. Para peneliti menemukan bahwa ekstrak tersebut memiliki aktivitas antioksidan yang tinggi, sebanding dengan beberapa antioksidan sintetis yang umum digunakan. Mereka juga menemukan bahwa ekstrak tersebut dapat melindungi sel dari kerusakan DNA yang disebabkan oleh stres oksidatif.
Meskipun studi-studi ini memberikan bukti awal yang menjanjikan, penting untuk dicatat bahwa sebagian besar penelitian masih dilakukan pada hewan atau sel di laboratorium. Penelitian lebih lanjut, termasuk uji klinis pada manusia, diperlukan untuk mengkonfirmasi manfaat kesehatan dan menentukan dosis yang aman dan efektif. Selain itu, perlu diingat bahwa respons individu terhadap senyawa bioaktif dapat bervariasi, dan hasil studi mungkin tidak berlaku untuk semua orang.
Masyarakat didorong untuk menelaah bukti ilmiah secara kritis dan berkonsultasi dengan profesional kesehatan sebelum menggunakan olahan bagian terluar buah naga sebagai bagian dari rejimen kesehatan mereka. Memahami keterbatasan penelitian saat ini dan mempertimbangkan faktor-faktor individu sangat penting dalam membuat keputusan yang tepat tentang pemanfaatan sumber nutrisi potensial ini.