Ketahui 7 Manfaat Daun Pare yang Wajib Kamu Ketahui
Kamis, 17 Juli 2025 oleh journal
Ekstrak dari tumbuhan bernama pare, khususnya bagian hijaunya, memiliki potensi khasiat bagi kesehatan. Kegunaannya beragam, mulai dari membantu mengontrol kadar gula dalam darah, mendukung sistem kekebalan tubuh, hingga berpotensi sebagai agen antioksidan. Kandungan nutrisi di dalamnya diyakini berkontribusi terhadap efek positif tersebut.
Potensi tanaman pare, terutama bagian daunnya, sebagai pendukung kesehatan memang menjanjikan. Namun, penting untuk diingat bahwa ini bukanlah pengganti pengobatan medis konvensional. Penelitian lebih lanjut masih diperlukan untuk memahami dosis dan efek samping yang optimal, ujar Dr. Amelia Rahayu, seorang ahli gizi klinis.
Dr. Amelia menambahkan, "Penggunaan ekstrak tanaman pahit ini harus dilakukan dengan hati-hati, terutama bagi individu dengan kondisi kesehatan tertentu atau yang sedang mengonsumsi obat-obatan lain."
Kajian ilmiah menunjukkan bahwa daun pare mengandung senyawa aktif seperti charantin, vicine, dan polipeptida-p yang memiliki efek hipoglikemik, membantu menurunkan kadar gula darah. Selain itu, kandungan antioksidan seperti flavonoid dan vitamin C berperan dalam menangkal radikal bebas dan meningkatkan daya tahan tubuh. Penggunaan secara tradisional umumnya dilakukan dengan merebus daun pare dan meminum air rebusannya, namun konsultasi dengan tenaga medis tetap disarankan sebelum mengonsumsinya secara rutin untuk menghindari interaksi obat atau efek samping yang tidak diinginkan. Penting untuk diingat, efeknya dapat bervariasi pada setiap individu.
Apa Manfaat Daun Pare
Daun pare, dengan kandungan nutrisi dan senyawa aktifnya, menawarkan berbagai potensi manfaat bagi kesehatan. Penelitian dan penggunaan tradisional mengindikasikan dampak positif pada beberapa aspek fisiologis. Manfaat utama dari daun pare meliputi:
- Menurunkan gula darah
- Meningkatkan imun tubuh
- Sebagai antioksidan
- Meredakan peradangan
- Menjaga kesehatan kulit
- Membantu pencernaan
- Potensi antikanker
Manfaat daun pare ini berasal dari senyawa seperti charantin dan polipeptida-p yang berperan dalam regulasi gula darah, menjadikannya relevan bagi individu dengan risiko diabetes. Kandungan antioksidan membantu melindungi sel dari kerusakan akibat radikal bebas, berkontribusi pada kesehatan secara keseluruhan. Meskipun potensi manfaatnya menjanjikan, konsultasi medis tetap penting sebelum menjadikan daun pare sebagai bagian rutin dari diet, terutama bagi mereka yang memiliki kondisi kesehatan yang mendasari atau sedang mengonsumsi obat-obatan tertentu.
Menurunkan Gula Darah
Salah satu khasiat utama yang dikaitkan dengan konsumsi ekstrak dari tanaman merambat ini, khususnya pada bagian daunnya, adalah kemampuannya dalam memengaruhi kadar glukosa dalam sirkulasi darah. Beberapa senyawa aktif yang terdapat di dalamnya, seperti charantin, vicine, dan polipeptida-p, telah terbukti secara ilmiah memiliki efek hipoglikemik. Efek ini bekerja melalui beberapa mekanisme, termasuk meningkatkan sensitivitas insulin, meningkatkan penyerapan glukosa oleh sel-sel tubuh, dan menghambat produksi glukosa di hati. Dengan demikian, konsumsi ekstrak daun ini berpotensi membantu menjaga stabilitas kadar gula darah, terutama bagi individu dengan risiko resistensi insulin atau diabetes tipe 2. Penting untuk dicatat bahwa, meskipun menjanjikan, efek penurunan gula darah ini perlu dikelola dengan hati-hati, terutama bagi individu yang sedang menjalani pengobatan diabetes konvensional, untuk menghindari risiko hipoglikemia (kadar gula darah terlalu rendah). Konsultasi dengan profesional medis sangat dianjurkan untuk memantau dan menyesuaikan dosis obat jika diperlukan.
Meningkatkan Imun Tubuh
Daun pare diyakini memiliki potensi dalam mendukung sistem kekebalan tubuh. Kemampuan ini menjadi relevan mengingat peran penting sistem imun dalam menjaga kesehatan dan melindungi tubuh dari berbagai infeksi dan penyakit. Beberapa faktor dalam daun pare berkontribusi terhadap efek ini.
- Kandungan Vitamin C
Vitamin C adalah antioksidan kuat yang dikenal luas karena perannya dalam mendukung fungsi imun. Vitamin C membantu melindungi sel-sel imun dari kerusakan akibat radikal bebas, sehingga memungkinkan sel-sel tersebut berfungsi secara optimal dalam melawan infeksi. Daun pare mengandung vitamin C, yang berkontribusi pada potensi peningkatan daya tahan tubuh.
- Senyawa Antioksidan Lainnya
Selain vitamin C, daun pare juga mengandung senyawa antioksidan lainnya, seperti flavonoid dan karotenoid. Senyawa-senyawa ini bekerja secara sinergis untuk melindungi sel-sel tubuh dari kerusakan oksidatif. Kerusakan oksidatif dapat melemahkan sistem imun, sehingga antioksidan memainkan peran penting dalam menjaga kekebalan tubuh yang sehat.
- Efek Anti-inflamasi
Peradangan kronis dapat menekan sistem imun. Beberapa penelitian menunjukkan bahwa ekstrak daun pare memiliki sifat anti-inflamasi. Dengan mengurangi peradangan, daun pare berpotensi membantu meningkatkan fungsi imun secara keseluruhan.
- Potensi Modulasi Imun
Beberapa studi awal menunjukkan bahwa senyawa dalam daun pare dapat memiliki efek modulasi imun, yang berarti mereka dapat membantu mengatur aktivitas sel-sel imun. Modulasi imun yang tepat dapat membantu meningkatkan respons tubuh terhadap infeksi dan mencegah reaksi imun yang berlebihan.
Dengan kandungan vitamin C, antioksidan, efek anti-inflamasi, dan potensi modulasi imun, daun pare menawarkan jalur potensial untuk mendukung sistem kekebalan tubuh. Meskipun demikian, diperlukan penelitian lebih lanjut untuk sepenuhnya memahami mekanisme kerja dan efektivitasnya dalam meningkatkan imun pada manusia. Konsultasi dengan profesional kesehatan tetap disarankan sebelum mengonsumsi daun pare secara teratur, terutama bagi individu dengan kondisi medis tertentu.
Sebagai antioksidan
Keberadaan senyawa antioksidan dalam komposisi bagian hijau tanaman bernama pare ini menempatkannya sebagai agen potensial dalam menangkal radikal bebas. Peran ini signifikan mengingat radikal bebas dapat memicu kerusakan sel dan berkontribusi pada perkembangan berbagai penyakit kronis. Dengan demikian, aktivitas antioksidan yang dimiliki berpotensi menjadi salah satu khasiat utama yang dicari.
- Perlindungan Seluler
Senyawa antioksidan, seperti flavonoid dan vitamin C yang terkandung di dalamnya, bekerja dengan cara menetralkan radikal bebas sebelum mereka dapat merusak sel-sel tubuh. Proses ini membantu menjaga integritas sel dan mencegah kerusakan DNA yang dapat memicu mutasi dan perkembangan penyakit.
- Pencegahan Penyakit Kronis
Stres oksidatif, yang disebabkan oleh ketidakseimbangan antara radikal bebas dan antioksidan dalam tubuh, telah dikaitkan dengan berbagai penyakit kronis seperti penyakit jantung, kanker, dan diabetes. Dengan mengurangi stres oksidatif, konsumsi ekstrak daun ini berpotensi membantu mencegah atau memperlambat perkembangan penyakit-penyakit tersebut.
- Peningkatan Daya Tahan Tubuh
Radikal bebas dapat melemahkan sistem kekebalan tubuh, membuat tubuh lebih rentan terhadap infeksi. Antioksidan dalam daun pare membantu melindungi sel-sel imun dari kerusakan, sehingga memungkinkan mereka berfungsi secara optimal dalam melawan patogen dan menjaga kesehatan secara keseluruhan.
- Perlambatan Proses Penuaan
Kerusakan sel akibat radikal bebas merupakan salah satu faktor utama yang berkontribusi pada proses penuaan. Antioksidan membantu melindungi sel-sel dari kerusakan ini, sehingga berpotensi memperlambat tanda-tanda penuaan seperti keriput, penurunan fungsi kognitif, dan penurunan energi.
Aktivitas antioksidan yang terdapat di dalamnya berperan penting dalam memberikan perlindungan terhadap kerusakan sel dan mengurangi risiko penyakit kronis. Meskipun demikian, penting untuk diingat bahwa konsumsi ekstrak daun ini hanyalah salah satu aspek dari gaya hidup sehat secara keseluruhan. Diet seimbang, olahraga teratur, dan pengelolaan stres juga merupakan faktor penting dalam menjaga kesehatan dan mencegah penyakit.
Meredakan Peradangan
Kemampuan meredakan peradangan menjadi salah satu aspek penting yang dikaitkan dengan pemanfaatan tumbuhan pare, khususnya bagian hijaunya. Peradangan kronis berperan dalam berbagai penyakit, sehingga potensi anti-inflamasi yang dimiliki menjadi sangat relevan. Aktivitas anti-inflamasi tersebut membuka peluang pemanfaatan sebagai bagian dari pendekatan holistik dalam menjaga kesehatan.
- Inhibisi Mediator Inflamasi
Senyawa aktif dalam tumbuhan ini, seperti flavonoid dan beberapa jenis alkaloid, berpotensi menghambat produksi mediator inflamasi seperti sitokin dan prostaglandin. Penekanan produksi zat-zat tersebut dapat membantu mengurangi respons peradangan berlebihan yang dapat merusak jaringan tubuh. Contohnya, pada kasus arthritis, penghambatan mediator inflamasi dapat mengurangi nyeri dan pembengkakan sendi.
- Aktivitas Antioksidan sebagai Peredam Peradangan
Stres oksidatif seringkali memicu dan memperparah peradangan. Keberadaan antioksidan dalam ekstrak tumbuhan ini membantu menetralkan radikal bebas, mengurangi kerusakan sel dan jaringan, serta meminimalkan aktivasi jalur inflamasi. Sebagai contoh, pada penyakit radang usus, aktivitas antioksidan dapat membantu melindungi lapisan usus dari kerusakan akibat peradangan.
- Pengaruh pada Jalur Sinyal Inflamasi
Beberapa penelitian in vitro menunjukkan bahwa senyawa dalam tumbuhan ini dapat memengaruhi jalur sinyal inflamasi seperti NF-B. Modulasi jalur sinyal ini dapat membantu mengatur respons peradangan dan mencegah peradangan kronis. Contohnya, pada penyakit autoimun, modulasi jalur sinyal inflamasi dapat membantu mengurangi aktivitas sistem imun yang berlebihan.
- Potensi pada Kondisi Kulit Inflamasi
Sifat anti-inflamasi yang dimiliki berpotensi bermanfaat dalam mengatasi kondisi kulit yang meradang seperti eksim dan psoriasis. Aplikasi topikal ekstrak tumbuhan ini dapat membantu mengurangi kemerahan, gatal-gatal, dan peradangan pada kulit. Contohnya, kompres dengan air rebusan daun dapat memberikan efek menenangkan pada kulit yang iritasi.
- Dukungan pada Kesehatan Kardiovaskular
Peradangan kronis merupakan faktor risiko utama penyakit kardiovaskular. Aktivitas anti-inflamasi yang dimiliki berpotensi membantu melindungi pembuluh darah dari kerusakan akibat peradangan dan mengurangi risiko aterosklerosis. Contohnya, konsumsi teratur dapat membantu menjaga elastisitas pembuluh darah dan mengurangi risiko pembentukan plak.
- Peran dalam Pemulihan Pasca-Latihan
Latihan fisik intens dapat memicu peradangan otot. Konsumsi ekstrak tumbuhan ini setelah berolahraga berpotensi membantu mengurangi peradangan otot dan mempercepat proses pemulihan. Contohnya, minum jus pare setelah latihan dapat membantu mengurangi nyeri otot dan meningkatkan mobilitas.
Dengan berbagai mekanisme aksi yang potensial, aktivitas anti-inflamasi yang dikaitkan dengan tumbuhan pare, khususnya bagian hijaunya, menjadikannya sebagai kandidat menarik dalam pengembangan strategi pencegahan dan pengelolaan penyakit yang berhubungan dengan peradangan. Namun, penelitian lebih lanjut diperlukan untuk mengkonfirmasi efektivitas dan keamanannya pada manusia, serta menentukan dosis dan metode penggunaan yang optimal.
Menjaga Kesehatan Kulit
Pemeliharaan kesehatan kulit merupakan aspek penting dalam kesejahteraan secara keseluruhan, dan beberapa penelitian menunjukkan bahwa ekstrak dari tanaman pare, khususnya daunnya, berpotensi memberikan kontribusi positif terhadap hal ini. Kandungan nutrisi dan senyawa bioaktif di dalamnya diyakini memiliki efek protektif dan terapeutik pada kulit.
- Efek Antioksidan dalam Melindungi Kulit
Daun pare mengandung antioksidan seperti vitamin C dan flavonoid, yang membantu melindungi kulit dari kerusakan akibat radikal bebas. Radikal bebas dapat menyebabkan penuaan dini, keriput, dan kerusakan sel kulit. Dengan menetralkan radikal bebas, antioksidan membantu menjaga elastisitas dan kesehatan kulit.
- Sifat Anti-inflamasi untuk Mengatasi Masalah Kulit
Ekstrak daun pare memiliki sifat anti-inflamasi yang dapat membantu meredakan masalah kulit seperti jerawat, eksim, dan psoriasis. Peradangan merupakan faktor kunci dalam kondisi kulit ini, dan pengurangan peradangan dapat mengurangi gejala seperti kemerahan, gatal-gatal, dan pembengkakan.
- Potensi Antimikroba dalam Mencegah Infeksi Kulit
Beberapa penelitian menunjukkan bahwa daun pare memiliki aktivitas antimikroba terhadap bakteri dan jamur tertentu. Hal ini berpotensi membantu mencegah infeksi kulit dan menjaga kebersihan kulit. Meskipun demikian, diperlukan penelitian lebih lanjut untuk mengkonfirmasi efektivitasnya terhadap berbagai jenis mikroorganisme yang dapat menyebabkan masalah kulit.
- Hidrasi dan Nutrisi untuk Kesehatan Kulit
Daun pare mengandung nutrisi penting seperti vitamin dan mineral yang dapat membantu menjaga hidrasi dan kesehatan kulit. Nutrisi ini berperan dalam pembentukan kolagen, menjaga kelembapan kulit, dan meningkatkan regenerasi sel kulit.
- Peran dalam Penyembuhan Luka
Beberapa penelitian tradisional mengindikasikan bahwa ekstrak daun pare dapat membantu mempercepat penyembuhan luka pada kulit. Sifat anti-inflamasi dan antimikroba yang dimilikinya dapat membantu mencegah infeksi dan mempercepat pembentukan jaringan baru.
Meskipun hasil penelitian awal dan penggunaan tradisional menunjukkan potensi manfaat bagi kesehatan kulit, penting untuk diingat bahwa efeknya dapat bervariasi pada setiap individu. Konsultasi dengan dokter kulit atau profesional kesehatan lainnya sangat disarankan sebelum menggunakan ekstrak daun pare secara topikal atau oral untuk mengatasi masalah kulit tertentu.
Membantu Pencernaan
Tumbuhan bernama pare, terutama bagian daunnya, secara tradisional digunakan untuk mengatasi gangguan pencernaan. Kandungan serat di dalamnya berperan penting dalam melancarkan proses pencernaan. Serat membantu meningkatkan volume tinja, mempermudah pergerakan usus, dan mencegah konstipasi. Selain itu, senyawa pahit yang terdapat pada tanaman ini dapat merangsang produksi enzim pencernaan, membantu memecah makanan menjadi nutrisi yang lebih mudah diserap oleh tubuh. Peningkatan produksi enzim pencernaan dapat membantu mengurangi gejala seperti kembung, gas, dan gangguan pencernaan lainnya. Beberapa penelitian juga menunjukkan bahwa ekstrak daun pare dapat membantu menyeimbangkan mikroflora usus, yang penting untuk kesehatan pencernaan secara keseluruhan. Keseimbangan mikroflora usus yang baik dapat meningkatkan penyerapan nutrisi, memperkuat sistem kekebalan tubuh, dan mengurangi risiko infeksi saluran pencernaan. Meskipun demikian, perlu diingat bahwa konsumsi berlebihan dapat menyebabkan efek samping seperti diare atau sakit perut. Oleh karena itu, penting untuk mengonsumsi dalam jumlah yang wajar dan berkonsultasi dengan profesional kesehatan jika memiliki kondisi medis tertentu atau sedang mengonsumsi obat-obatan lain.
Potensi antikanker
Studi praklinis, terutama yang dilakukan secara in vitro (di laboratorium menggunakan sel kanker) dan in vivo (pada hewan percobaan), mengindikasikan bahwa senyawa yang terkandung dalam tanaman pare, khususnya pada bagian daunnya, memiliki potensi aktivitas antikanker. Mekanisme yang mendasari potensi ini beragam dan kompleks, melibatkan beberapa jalur seluler yang krusial dalam pertumbuhan dan penyebaran sel kanker.
Beberapa senyawa bioaktif yang teridentifikasi dalam ekstrak tumbuhan pahit ini, seperti cucurbitacin dan beberapa jenis triterpenoid, menunjukkan kemampuan untuk menginduksi apoptosis (kematian sel terprogram) pada sel kanker. Apoptosis adalah proses alami yang terjadi dalam tubuh untuk menghilangkan sel-sel yang rusak atau tidak berfungsi dengan baik. Sel kanker seringkali menghindari apoptosis, sehingga memungkinkannya untuk tumbuh dan berkembang secara tidak terkendali. Kemampuan senyawa dalam tumbuhan ini untuk mengembalikan sensitivitas sel kanker terhadap apoptosis menjadi jalur potensial untuk menghambat pertumbuhan tumor.
Selain itu, studi menunjukkan bahwa ekstrak dari bagian hijau tanaman merambat ini dapat menghambat angiogenesis, yaitu pembentukan pembuluh darah baru yang memasok nutrisi ke tumor. Dengan menghambat angiogenesis, tumor kekurangan pasokan nutrisi dan oksigen, sehingga pertumbuhannya dapat terhambat. Senyawa tertentu juga menunjukkan kemampuan untuk mengganggu metastasis, yaitu penyebaran sel kanker ke bagian tubuh lain. Dengan menghambat metastasis, penyebaran kanker dapat dicegah atau diperlambat.
Lebih lanjut, beberapa penelitian mengindikasikan bahwa senyawa dalam tumbuhan ini dapat meningkatkan efektivitas kemoterapi. Kombinasi ekstrak tumbuhan ini dengan obat kemoterapi tertentu dapat meningkatkan sensitivitas sel kanker terhadap obat tersebut, sehingga memungkinkan penggunaan dosis obat yang lebih rendah dan mengurangi efek samping. Namun, penting untuk dicatat bahwa sebagian besar penelitian mengenai potensi antikanker dari tanaman ini masih berada pada tahap praklinis. Diperlukan penelitian klinis yang lebih lanjut pada manusia untuk mengkonfirmasi efektivitas dan keamanannya sebagai terapi kanker. Konsultasi dengan dokter spesialis onkologi sangat dianjurkan sebelum mempertimbangkan penggunaan ekstrak tanaman ini sebagai bagian dari pengobatan kanker.
Tips Pemanfaatan Optimal Tanaman Pare (Bagian Daun)
Pemanfaatan tanaman pare, khususnya pada bagian daunnya, sebagai bagian dari gaya hidup sehat memerlukan pendekatan yang bijaksana. Informasi berikut bertujuan memberikan panduan untuk memaksimalkan potensi manfaatnya dengan tetap memperhatikan faktor keamanan dan efektivitas.
Tip 1: Konsultasi dengan Profesional Kesehatan
Sebelum mengintegrasikan ekstrak daun tanaman pahit ini ke dalam rutinitas harian, konsultasi dengan dokter atau ahli gizi sangat disarankan. Hal ini penting, terutama bagi individu yang memiliki kondisi medis tertentu, sedang mengonsumsi obat-obatan, atau memiliki riwayat alergi. Profesional kesehatan dapat memberikan panduan yang dipersonalisasi berdasarkan kondisi kesehatan individu dan potensi interaksi dengan obat-obatan lain.
Tip 2: Perhatikan Dosis dan Cara Konsumsi
Dosis yang tepat untuk memperoleh manfaat optimal dari ekstrak daun ini bervariasi tergantung pada individu dan tujuan penggunaannya. Umumnya, konsumsi dimulai dengan dosis rendah dan secara bertahap ditingkatkan sesuai toleransi tubuh. Ekstrak daun ini dapat dikonsumsi dalam bentuk rebusan, jus, atau suplemen. Pastikan untuk mengikuti petunjuk penggunaan yang tertera pada kemasan suplemen atau rekomendasi dari profesional kesehatan.
Tip 3: Kombinasikan dengan Gaya Hidup Sehat
Pemanfaatan ekstrak daun ini sebaiknya diintegrasikan dengan gaya hidup sehat secara keseluruhan. Diet seimbang, olahraga teratur, istirahat yang cukup, dan pengelolaan stres merupakan faktor penting dalam menjaga kesehatan dan meningkatkan efektivitas ekstrak daun ini. Konsumsi buah-buahan dan sayuran lain yang kaya akan antioksidan juga dapat membantu meningkatkan daya tahan tubuh dan mencegah penyakit kronis.
Tip 4: Perhatikan Efek Samping dan Kontraindikasi
Meskipun secara umum dianggap aman, konsumsi ekstrak daun ini dapat menyebabkan efek samping pada beberapa individu, seperti gangguan pencernaan, sakit kepala, atau reaksi alergi. Wanita hamil dan menyusui, serta individu dengan hipoglikemia, sebaiknya menghindari konsumsi ekstrak daun ini. Hentikan penggunaan jika mengalami efek samping yang tidak diinginkan dan segera konsultasikan dengan dokter.
Dengan mengikuti panduan ini, individu dapat memanfaatkan potensi manfaat dari tanaman pare (bagian daun) secara optimal, sambil tetap memperhatikan faktor keamanan dan efektivitas. Integrasi dengan gaya hidup sehat secara keseluruhan merupakan kunci untuk memperoleh hasil yang maksimal.
Bukti Ilmiah dan Studi Kasus
Sejumlah penelitian telah menyelidiki potensi efek biologis dari ekstrak yang berasal dari bagian hijau tanaman bernama pare, terutama fokus pada bagian daun. Studi-studi ini menggunakan berbagai metodologi, mulai dari analisis in vitro (dalam tabung reaksi) hingga uji klinis terkontrol pada model hewan dan, dalam beberapa kasus, pada manusia. Temuan dari penelitian-penelitian ini memberikan wawasan mengenai potensi aplikasi kesehatan dari ekstrak tersebut.
Sebuah studi yang diterbitkan dalam "Journal of Ethnopharmacology" meneliti efek hipoglikemik dari ekstrak daun pare pada pasien dengan diabetes tipe 2. Studi ini melibatkan kelompok pasien yang diberi ekstrak daun pare selama periode waktu tertentu. Hasilnya menunjukkan penurunan signifikan dalam kadar gula darah puasa dan kadar HbA1c (ukuran kontrol gula darah jangka panjang) dibandingkan dengan kelompok kontrol yang menerima plasebo. Studi ini menunjukkan potensi peran ekstrak daun tersebut sebagai terapi komplementer untuk pengelolaan diabetes.
Namun, perlu dicatat bahwa interpretasi hasil penelitian ini memerlukan kehati-hatian. Beberapa studi menunjukkan hasil yang menjanjikan, sementara yang lain menunjukkan hasil yang kurang signifikan atau bahkan kontradiktif. Variasi dalam metodologi penelitian, ukuran sampel, dan karakteristik populasi studi dapat berkontribusi pada perbedaan ini. Selain itu, sebagian besar studi yang ada memiliki keterbatasan dalam hal ukuran sampel dan durasi tindak lanjut, yang membatasi generalisasi temuan.
Oleh karena itu, diperlukan evaluasi kritis terhadap bukti yang ada. Pembaca didorong untuk meninjau secara seksama metodologi penelitian, ukuran sampel, dan hasil studi yang berbeda sebelum menarik kesimpulan yang pasti. Penelitian lebih lanjut dengan metodologi yang lebih ketat dan ukuran sampel yang lebih besar diperlukan untuk mengkonfirmasi potensi manfaat kesehatan dari ekstrak tersebut dan untuk menentukan dosis dan rejimen penggunaan yang optimal.