Temukan 7 Manfaat Buah Jambu Biji yang Bikin Kamu Penasaran
Minggu, 22 Juni 2025 oleh journal
Jambu biji, buah tropis yang mudah ditemukan, menyimpan beragam kandungan nutrisi. Konsumsi rutin buah ini memberikan dampak positif bagi kesehatan. Kandungan vitamin C, serat, dan antioksidan berperan penting dalam menjaga daya tahan tubuh, melancarkan pencernaan, dan menangkal radikal bebas. Asupan nutrisi dari buah ini berkontribusi terhadap pencegahan berbagai penyakit serta pemeliharaan kesehatan secara menyeluruh.
"Konsumsi jambu biji secara teratur dapat memberikan kontribusi signifikan terhadap peningkatan kesehatan. Kandungan nutrisinya yang kaya menjadikannya pilihan cerdas untuk mendukung sistem imun dan menjaga kesehatan pencernaan," ujar Dr. Amelia Sari, seorang ahli gizi terkemuka.
Dr. Sari menambahkan, "Meskipun demikian, perlu diingat bahwa konsumsi buah ini sebaiknya menjadi bagian dari pola makan seimbang, bukan sebagai pengganti makanan utama."
Lantas, apa yang membuat buah ini begitu bermanfaat? Jambu biji mengandung senyawa aktif seperti vitamin C, likopen, dan serat. Vitamin C berperan sebagai antioksidan kuat yang melindungi sel-sel tubuh dari kerusakan akibat radikal bebas. Likopen, pigmen alami yang memberikan warna merah pada jambu biji, telah dikaitkan dengan penurunan risiko beberapa jenis kanker. Serat, di sisi lain, membantu melancarkan pencernaan dan menjaga kadar gula darah tetap stabil. Konsumsi harian yang direkomendasikan adalah sekitar 1-2 buah, disesuaikan dengan kebutuhan individu. Pastikan untuk mencuci buah ini dengan bersih sebelum dikonsumsi.
Manfaat Buah Jambu Biji
Jambu biji, sumber nutrisi penting, menawarkan serangkaian manfaat signifikan bagi kesehatan. Pemahaman mendalam mengenai manfaat-manfaat ini krusial untuk memaksimalkan potensi buah ini dalam mendukung kesejahteraan tubuh.
- Meningkatkan Imunitas
- Melancarkan Pencernaan
- Menurunkan Kolesterol
- Mengontrol Gula Darah
- Menjaga Kesehatan Jantung
- Mencegah Kanker
- Mempercepat Penyembuhan Luka
Berbagai manfaat jambu biji berasal dari kandungan nutrisinya yang kaya. Sebagai contoh, kandungan vitamin C yang tinggi berperan penting dalam meningkatkan sistem imun, melindungi tubuh dari infeksi. Serat, yang melimpah dalam jambu biji, membantu melancarkan pencernaan dan mencegah sembelit. Lebih jauh, senyawa antioksidan dalam buah ini, seperti likopen, menunjukkan potensi dalam mencegah pertumbuhan sel kanker. Konsumsi teratur, sebagai bagian dari diet seimbang, dapat berkontribusi positif pada kesehatan secara keseluruhan.
Meningkatkan Imunitas
Buah tropis ini memiliki peran signifikan dalam meningkatkan imunitas tubuh, sebuah mekanisme pertahanan alami terhadap serangan patogen seperti virus dan bakteri. Efek ini terutama disebabkan oleh kandungan vitamin C yang tinggi. Vitamin C merupakan antioksidan kuat yang melindungi sel-sel imun dari kerusakan akibat radikal bebas. Radikal bebas, molekul tidak stabil yang terbentuk dalam tubuh sebagai hasil metabolisme atau paparan lingkungan, dapat melemahkan sistem imun dan meningkatkan risiko infeksi.
Selain itu, vitamin C berperan penting dalam produksi dan fungsi sel darah putih, komponen kunci dari sistem imun. Sel darah putih bertugas mengenali dan menghancurkan patogen yang masuk ke tubuh. Dengan meningkatkan produksi dan efektivitas sel darah putih, asupan vitamin C yang cukup, yang dapat diperoleh dari buah ini, membantu memperkuat sistem imun dan mengurangi risiko terkena penyakit infeksi.
Lebih lanjut, antioksidan lain yang terkandung di dalamnya, seperti likopen dan quercetin, turut berkontribusi dalam meningkatkan imunitas. Senyawa-senyawa ini bekerja secara sinergis dengan vitamin C untuk melindungi sel-sel imun dan meningkatkan kemampuan tubuh dalam melawan infeksi. Konsumsi teratur, sebagai bagian dari pola makan sehat, dapat membantu menjaga sistem imun tetap optimal dan mengurangi kerentanan terhadap berbagai penyakit.
Melancarkan Pencernaan
Keterkaitan antara konsumsi buah tropis dengan tekstur daging berwarna merah muda atau putih dan kelancaran sistem pencernaan terletak pada kandungan seratnya yang signifikan. Serat, komponen karbohidrat kompleks yang tidak dapat dicerna oleh tubuh, memainkan peran krusial dalam menjaga kesehatan saluran pencernaan. Buah ini mengandung serat larut dan serat tidak larut, keduanya berkontribusi terhadap fungsi pencernaan yang optimal. Serat tidak larut menambahkan volume pada tinja, memfasilitasi pergerakannya melalui usus dan mencegah konstipasi. Serat larut, di sisi lain, membentuk gel di dalam saluran pencernaan, memperlambat proses pencernaan dan penyerapan gula, yang membantu menjaga kadar gula darah tetap stabil.
Kecukupan asupan serat dari buah ini membantu menstimulasi peristaltik usus, yaitu kontraksi otot-otot dinding usus yang mendorong makanan melalui saluran pencernaan. Peristaltik yang efisien mencegah penumpukan tinja di usus besar, mengurangi risiko terjadinya sembelit dan gangguan pencernaan lainnya. Selain itu, serat juga berperan sebagai prebiotik, yaitu makanan bagi bakteri baik yang hidup di dalam usus. Bakteri baik ini membantu menjaga keseimbangan mikroflora usus, yang penting untuk kesehatan pencernaan secara keseluruhan. Mikroflora usus yang sehat berkontribusi pada penyerapan nutrisi yang optimal, produksi vitamin tertentu, dan perlindungan terhadap infeksi.
Dengan demikian, konsumsi rutin buah ini, sebagai bagian dari diet seimbang, dapat memberikan kontribusi signifikan terhadap kelancaran sistem pencernaan. Kandungan seratnya yang tinggi membantu mencegah konstipasi, menjaga kesehatan mikroflora usus, dan meningkatkan efisiensi proses pencernaan secara keseluruhan. Efek positif ini menjadikannya pilihan bijak untuk menjaga kesehatan saluran pencernaan dan meningkatkan kualitas hidup.
Menurunkan Kolesterol
Potensi buah tropis ini dalam menurunkan kadar kolesterol menjadi salah satu aspek penting dalam kaitannya dengan kesehatan jantung. Mekanisme di balik efek ini melibatkan beberapa faktor, terutama kandungan serat larut dan antioksidan di dalamnya. Serat larut, seperti pektin, bekerja dengan mengikat kolesterol di dalam saluran pencernaan, menghambat penyerapannya ke dalam aliran darah. Proses ini membantu menurunkan kadar kolesterol LDL (Low-Density Lipoprotein), atau yang sering disebut sebagai kolesterol "jahat," yang berkontribusi pada pembentukan plak di arteri dan meningkatkan risiko penyakit jantung.
Selain itu, senyawa antioksidan yang terkandung, seperti likopen dan vitamin C, berperan dalam mencegah oksidasi kolesterol LDL. Oksidasi kolesterol LDL merupakan proses di mana kolesterol LDL bereaksi dengan radikal bebas, mengubahnya menjadi bentuk yang lebih berbahaya dan lebih mudah menempel pada dinding arteri. Dengan mencegah oksidasi kolesterol LDL, antioksidan membantu menjaga arteri tetap bersih dan elastis, mengurangi risiko aterosklerosis (pengerasan arteri) dan penyakit jantung.
Beberapa penelitian telah menunjukkan bahwa konsumsi rutin buah ini dapat memberikan dampak positif pada profil lipid darah. Studi-studi ini mengindikasikan bahwa konsumsi teratur dapat membantu menurunkan kadar kolesterol total, kolesterol LDL, dan trigliserida (jenis lemak lain dalam darah), serta meningkatkan kadar kolesterol HDL (High-Density Lipoprotein), atau yang sering disebut sebagai kolesterol "baik," yang membantu membersihkan kolesterol LDL dari arteri. Dengan demikian, integrasi buah ini ke dalam diet seimbang dapat menjadi strategi yang efektif untuk menjaga kadar kolesterol tetap terkendali dan mengurangi risiko penyakit jantung.
Mengontrol Gula Darah
Pengendalian kadar gula darah merupakan aspek krusial dalam menjaga kesehatan metabolik, terutama bagi individu dengan risiko atau diagnosis diabetes. Konsumsi makanan dengan indeks glikemik rendah dan kandungan serat tinggi berkontribusi signifikan dalam upaya ini. Buah tropis ini, dengan profil nutrisinya yang unik, berpotensi mendukung regulasi kadar gula darah.
- Kandungan Serat yang Tinggi
Serat, terutama serat larut, memperlambat penyerapan glukosa dari makanan ke dalam aliran darah. Hal ini mencegah lonjakan kadar gula darah setelah makan. Contohnya, konsumsi buah ini bersamaan dengan makanan utama dapat meredam kenaikan kadar gula darah dibandingkan konsumsi makanan tersebut tanpa serat. Implikasinya adalah stabilisasi kadar gula darah dan pengurangan beban pada pankreas.
- Indeks Glikemik yang Moderat
Indeks glikemik (IG) mengukur seberapa cepat suatu makanan meningkatkan kadar gula darah. Buah ini memiliki IG yang moderat, yang berarti tidak menyebabkan lonjakan kadar gula darah yang drastis. Sebagai perbandingan, makanan dengan IG tinggi seperti roti putih dapat menyebabkan peningkatan kadar gula darah yang cepat dan signifikan. Konsumsi buah dengan IG moderat membantu menjaga kadar gula darah tetap stabil.
- Kandungan Antioksidan
Stres oksidatif, yang disebabkan oleh radikal bebas, dapat mengganggu fungsi insulin dan meningkatkan resistensi insulin. Antioksidan dalam buah ini, seperti vitamin C dan likopen, membantu melindungi sel-sel pankreas dari kerusakan akibat radikal bebas. Dengan melindungi sel-sel pankreas, antioksidan mendukung produksi dan fungsi insulin yang optimal, yang penting untuk regulasi kadar gula darah.
- Pengaruh pada Sensitivitas Insulin
Beberapa penelitian menunjukkan bahwa konsumsi buah ini dapat meningkatkan sensitivitas insulin, yaitu kemampuan sel-sel tubuh untuk merespon insulin dan menyerap glukosa dari darah. Peningkatan sensitivitas insulin membantu menurunkan kadar gula darah dan mengurangi kebutuhan akan insulin. Implikasinya adalah peningkatan kontrol glikemik dan penurunan risiko komplikasi diabetes.
- Kontribusi pada Diet Seimbang
Buah ini, sebagai bagian dari diet seimbang yang kaya serat dan nutrisi, berkontribusi pada pengelolaan berat badan yang sehat. Obesitas merupakan faktor risiko utama untuk resistensi insulin dan diabetes tipe 2. Konsumsi buah-buahan dan sayuran, termasuk yang satu ini, membantu menjaga berat badan yang sehat dan mengurangi risiko diabetes.
Kombinasi kandungan serat yang tinggi, indeks glikemik yang moderat, antioksidan, dan potensi peningkatan sensitivitas insulin menjadikan buah ini pilihan yang menarik untuk mendukung pengendalian kadar gula darah. Namun, konsumsi harus tetap dalam jumlah yang wajar sebagai bagian dari diet seimbang dan gaya hidup sehat, serta dikonsultasikan dengan profesional kesehatan, terutama bagi individu dengan kondisi medis tertentu.
Menjaga Kesehatan Jantung
Kesehatan jantung merupakan aspek vital dalam menentukan kualitas hidup secara keseluruhan. Buah tropis yang banyak dikonsumsi ini menawarkan kontribusi positif dalam menjaga fungsi organ vital tersebut melalui berbagai mekanisme. Kandungan nutrisinya yang kaya berperan dalam memelihara kesehatan jantung dan mengurangi risiko penyakit kardiovaskular.
Salah satu kontribusi utamanya terletak pada kemampuannya menurunkan kadar kolesterol LDL (Low-Density Lipoprotein), atau yang sering disebut sebagai kolesterol "jahat." Tingginya kadar kolesterol LDL dapat menyebabkan penumpukan plak di arteri, yang mengakibatkan aterosklerosis (pengerasan arteri) dan meningkatkan risiko serangan jantung dan stroke. Kandungan serat larut dalam buah ini mengikat kolesterol di saluran pencernaan, menghambat penyerapannya ke dalam aliran darah, dan dengan demikian membantu menurunkan kadar kolesterol LDL.
Selain itu, senyawa antioksidan yang terkandung di dalamnya, seperti likopen dan vitamin C, melindungi jantung dari kerusakan akibat radikal bebas. Radikal bebas dapat merusak sel-sel jantung dan menyebabkan peradangan, yang merupakan faktor risiko utama penyakit jantung. Antioksidan menetralkan radikal bebas, mengurangi stres oksidatif, dan melindungi jantung dari kerusakan.
Buah ini juga berkontribusi dalam menjaga tekanan darah yang sehat. Kalium, mineral penting yang terkandung di dalamnya, membantu menyeimbangkan kadar natrium dalam tubuh. Kadar natrium yang tinggi dapat meningkatkan tekanan darah, sementara kalium membantu menurunkan tekanan darah dengan melebarkan pembuluh darah. Tekanan darah yang terkendali mengurangi beban kerja jantung dan mengurangi risiko penyakit jantung.
Lebih lanjut, kandungan serat dalam buah ini membantu mengontrol kadar gula darah. Kadar gula darah yang tinggi dapat merusak pembuluh darah dan meningkatkan risiko penyakit jantung. Dengan memperlambat penyerapan glukosa ke dalam aliran darah, serat membantu menjaga kadar gula darah tetap stabil dan mengurangi risiko kerusakan pembuluh darah.
Sebagai kesimpulan, konsumsi teratur, sebagai bagian dari pola makan sehat dan gaya hidup aktif, memberikan dukungan signifikan terhadap kesehatan jantung. Kombinasi kandungan serat, antioksidan, dan kalium berperan dalam menurunkan kolesterol LDL, melindungi jantung dari kerusakan radikal bebas, menjaga tekanan darah yang sehat, dan mengontrol kadar gula darah. Dengan demikian, integrasi buah ini ke dalam diet sehari-hari dapat menjadi strategi preventif yang efektif untuk menjaga kesehatan jantung dan mengurangi risiko penyakit kardiovaskular.
Mencegah Kanker
Potensi buah tropis ini dalam pencegahan kanker merupakan area penelitian yang menjanjikan. Beberapa senyawa bioaktif yang terkandung di dalamnya menunjukkan aktivitas antikanker melalui berbagai mekanisme. Penelitian in vitro dan in vivo telah menyoroti peran komponen-komponen ini dalam menghambat pertumbuhan sel kanker, menginduksi apoptosis (kematian sel terprogram), dan mencegah metastasis (penyebaran kanker).
Likopen, karotenoid yang memberikan warna merah pada buah ini, merupakan antioksidan kuat yang melindungi sel-sel dari kerusakan DNA akibat radikal bebas. Kerusakan DNA merupakan pemicu utama perkembangan kanker. Likopen telah dikaitkan dengan penurunan risiko beberapa jenis kanker, termasuk kanker prostat, kanker payudara, dan kanker paru-paru. Mekanismenya melibatkan penghambatan proliferasi sel kanker, induksi apoptosis, dan modulasi jalur sinyal sel yang terlibat dalam pertumbuhan dan perkembangan kanker.
Vitamin C, antioksidan lain yang melimpah, juga berperan dalam mencegah kerusakan DNA dan memperkuat sistem imun. Sistem imun yang kuat mampu mengenali dan menghancurkan sel-sel kanker sebelum mereka berkembang menjadi tumor. Selain itu, vitamin C terlibat dalam produksi kolagen, protein penting yang menjaga struktur dan integritas jaringan. Kekurangan kolagen dapat mempermudah penyebaran sel kanker ke jaringan lain.
Quercetin, flavonoid yang juga ditemukan di dalamnya, menunjukkan aktivitas antikanker melalui berbagai mekanisme, termasuk penghambatan angiogenesis (pembentukan pembuluh darah baru yang memasok nutrisi ke tumor), induksi apoptosis, dan penghambatan metastasis. Angiogenesis merupakan proses penting bagi pertumbuhan tumor, karena tumor membutuhkan pasokan darah yang cukup untuk mendapatkan nutrisi dan oksigen. Dengan menghambat angiogenesis, quercetin membatasi pertumbuhan tumor dan mencegah penyebarannya.
Serat, meskipun tidak secara langsung bersifat antikanker, berkontribusi dalam menjaga kesehatan saluran pencernaan dan mengurangi risiko kanker usus besar. Serat membantu melancarkan pencernaan, mencegah konstipasi, dan mengurangi waktu kontak antara zat-zat karsinogenik (penyebab kanker) dengan dinding usus. Selain itu, serat berperan sebagai prebiotik, mempromosikan pertumbuhan bakteri baik di usus, yang berkontribusi pada kesehatan usus secara keseluruhan dan mengurangi risiko kanker.
Meskipun penelitian menunjukkan potensi antikanker, penting untuk dicatat bahwa konsumsi buah ini bukanlah jaminan untuk mencegah kanker. Pencegahan kanker melibatkan berbagai faktor, termasuk pola makan sehat, gaya hidup aktif, menghindari paparan zat-zat karsinogenik, dan pemeriksaan kesehatan rutin. Konsumsi teratur, sebagai bagian dari pendekatan holistik untuk kesehatan, dapat memberikan kontribusi positif dalam mengurangi risiko kanker, tetapi tidak boleh dianggap sebagai pengganti pengobatan medis yang tepat.
Mempercepat Penyembuhan Luka
Kemampuan untuk mempercepat penyembuhan luka merupakan salah satu aspek penting dari pemeliharaan kesehatan. Konsumsi buah tropis tertentu, termasuk jambu biji, dapat memberikan kontribusi signifikan dalam proses regenerasi jaringan dan pemulihan luka. Efek positif ini berasal dari kandungan nutrisi dan senyawa bioaktif yang berperan dalam berbagai tahap penyembuhan luka.
- Peran Vitamin C dalam Sintesis Kolagen
Vitamin C esensial untuk sintesis kolagen, protein struktural utama yang memberikan kekuatan dan elastisitas pada jaringan ikat. Kolagen sangat penting dalam pembentukan jaringan baru pada area luka. Kekurangan vitamin C dapat menghambat sintesis kolagen dan memperlambat penyembuhan luka. Asupan vitamin C yang cukup, yang dapat diperoleh dari konsumsi jambu biji, memastikan produksi kolagen yang optimal dan mempercepat penutupan luka.
- Antioksidan Melawan Radikal Bebas
Proses penyembuhan luka menghasilkan radikal bebas, molekul tidak stabil yang dapat merusak sel-sel dan memperlambat proses regenerasi jaringan. Senyawa antioksidan dalam jambu biji, seperti likopen dan quercetin, menetralkan radikal bebas dan melindungi sel-sel dari kerusakan oksidatif. Dengan mengurangi stres oksidatif, antioksidan menciptakan lingkungan yang lebih kondusif untuk penyembuhan luka.
- Efek Anti-inflamasi untuk Mengurangi Peradangan
Peradangan merupakan respons alami tubuh terhadap cedera, tetapi peradangan yang berlebihan dapat menghambat penyembuhan luka. Beberapa senyawa dalam jambu biji memiliki sifat anti-inflamasi, membantu mengurangi peradangan dan menciptakan lingkungan yang lebih optimal untuk regenerasi jaringan. Pengurangan peradangan memfasilitasi migrasi sel-sel imun dan sel-sel pembentuk jaringan ke area luka, mempercepat proses penyembuhan.
- Peran Zinc dalam Pertumbuhan Sel
Zinc, mineral penting yang terkandung dalam jumlah kecil, berperan krusial dalam pertumbuhan dan diferensiasi sel, termasuk sel-sel yang terlibat dalam penyembuhan luka. Zinc juga membantu mengatur respons imun dan mengurangi risiko infeksi pada luka. Asupan zinc yang cukup mendukung proliferasi sel-sel pembentuk jaringan dan mempercepat penutupan luka.
- Meningkatkan Pembentukan Pembuluh Darah Baru (Angiogenesis)
Pembentukan pembuluh darah baru (angiogenesis) penting untuk memasok nutrisi dan oksigen ke area luka, mendukung regenerasi jaringan. Beberapa penelitian menunjukkan bahwa senyawa dalam jambu biji dapat merangsang angiogenesis, meningkatkan aliran darah ke luka dan mempercepat penyembuhan.
- Mencegah Infeksi Luka
Vitamin C dan senyawa antioksidan dalam jambu biji membantu meningkatkan sistem imun, melindungi luka dari infeksi bakteri. Infeksi dapat menghambat penyembuhan luka dan menyebabkan komplikasi lebih lanjut. Dengan memperkuat sistem imun, konsumsi jambu biji membantu mencegah infeksi dan memastikan penyembuhan luka berjalan lancar.
Kombinasi kandungan nutrisi dan senyawa bioaktif menjadikan jambu biji sebagai pilihan yang berpotensi bermanfaat untuk mendukung penyembuhan luka. Integrasi buah ini ke dalam diet sehari-hari, terutama setelah cedera atau operasi, dapat memberikan kontribusi positif dalam mempercepat proses pemulihan dan regenerasi jaringan.
Tips Pemanfaatan Optimal
Untuk memaksimalkan dampak positif buah tropis ini terhadap kesehatan, diperlukan strategi konsumsi yang tepat dan terinformasi. Berikut beberapa panduan praktis yang dapat dipertimbangkan:
Tip 1: Variasi Cara Konsumsi
Konsumsi tidak terbatas pada buah segar. Mengolahnya menjadi jus tanpa tambahan gula, atau menambahkannya ke dalam salad buah, dapat meningkatkan variasi dan kenikmatan. Hindari proses pengolahan yang menghilangkan kandungan nutrisi penting, seperti perebusan yang terlalu lama.
Tip 2: Perhatikan Tingkat Kematangan
Pilih buah yang matang sempurna, ditandai dengan aroma yang harum dan tekstur yang sedikit lunak saat ditekan. Buah yang terlalu mentah mungkin sulit dicerna, sementara buah yang terlalu matang dapat kehilangan sebagian nutrisinya.
Tip 3: Kombinasikan dengan Sumber Nutrisi Lain
Integrasikan ke dalam pola makan seimbang yang kaya akan buah-buahan, sayuran, protein tanpa lemak, dan biji-bijian utuh. Kombinasi ini memastikan asupan nutrisi yang komprehensif dan mendukung kesehatan secara holistik.
Tip 4: Konsultasi dengan Profesional Kesehatan
Individu dengan kondisi medis tertentu, seperti diabetes atau masalah pencernaan, sebaiknya berkonsultasi dengan dokter atau ahli gizi sebelum mengonsumsi secara rutin. Hal ini memastikan bahwa konsumsi selaras dengan kebutuhan dan kondisi kesehatan individu.
Dengan menerapkan panduan ini, individu dapat memanfaatkan potensi buah ini secara optimal untuk mendukung kesehatan dan kesejahteraan secara menyeluruh. Kesadaran akan kandungan nutrisi dan cara konsumsi yang tepat menjadi kunci untuk memaksimalkan manfaatnya.
Bukti Ilmiah dan Studi Kasus
Sejumlah studi ilmiah telah meneliti dampak konsumsi buah tropis berdaging merah muda ini terhadap berbagai aspek kesehatan. Sebuah studi yang dipublikasikan dalam Journal of Agricultural and Food Chemistry meneliti kandungan antioksidan dalam ekstrak buah ini dan menemukan bahwa ekstrak tersebut memiliki aktivitas antioksidan yang signifikan, terutama karena keberadaan likopen dan vitamin C. Studi tersebut mengindikasikan potensi protektif terhadap kerusakan sel akibat radikal bebas.
Penelitian lain, yang diterbitkan dalam Nutrition and Cancer, meneliti efek konsumsi buah ini pada risiko kanker prostat. Studi tersebut, meskipun berskala kecil, menunjukkan bahwa konsumsi rutin dikaitkan dengan penurunan kadar Prostate-Specific Antigen (PSA), sebuah penanda untuk risiko kanker prostat. Namun, para peneliti menekankan perlunya studi yang lebih besar dan terkontrol untuk mengkonfirmasi temuan ini.
Terdapat pula studi kasus yang melaporkan dampak positif konsumsi buah ini terhadap pengendalian gula darah pada pasien diabetes tipe 2. Studi-studi ini umumnya bersifat observasional dan melibatkan sejumlah kecil pasien. Meskipun demikian, hasilnya konsisten menunjukkan bahwa konsumsi rutin dikaitkan dengan penurunan kadar gula darah puasa dan peningkatan sensitivitas insulin. Penting untuk dicatat bahwa hasil ini tidak dapat digeneralisasi dan memerlukan validasi melalui uji klinis terkontrol.
Evaluasi kritis terhadap bukti ilmiah ini diperlukan. Meskipun studi-studi awal menunjukkan potensi manfaat, penting untuk mempertimbangkan keterbatasan metodologis, ukuran sampel yang kecil, dan kurangnya uji klinis terkontrol yang besar. Penelitian lebih lanjut, dengan desain yang lebih ketat, diperlukan untuk mengkonfirmasi temuan ini dan menentukan dosis optimal serta durasi konsumsi untuk mencapai manfaat kesehatan yang signifikan.