Intip 7 Manfaat Daun Bawang Prei yang Bikin Kamu Penasaran!

Jumat, 4 Juli 2025 oleh journal

Konsumsi bagian tanaman Allium fistulosum ini memberikan sejumlah efek positif bagi kesehatan. Kandungan nutrisinya, seperti vitamin, mineral, dan senyawa antioksidan, berperan penting dalam menjaga fungsi tubuh. Efek ini meliputi peningkatan sistem imun, pencegahan penyakit kronis, dan perbaikan kondisi pencernaan. Kehadirannya dalam menu makanan sehari-hari dapat berkontribusi pada peningkatan kualitas hidup secara keseluruhan.

Banyak orang meremehkan, padahal sayuran ini memiliki potensi besar untuk meningkatkan kesehatan. Penelitian menunjukkan kandungan nutrisinya dapat memberikan efek positif yang signifikan bagi tubuh.

Intip 7 Manfaat Daun Bawang Prei yang Bikin Kamu Penasaran!

Demikian pernyataan Dr. Amelia Santoso, seorang ahli gizi terkemuka dari Rumah Sakit Sejahtera, menanggapi tren peningkatan konsumsi sayuran serbaguna ini.

Lebih lanjut, Dr. Santoso menjelaskan bahwa efek positif tersebut berasal dari senyawa aktif yang terkandung di dalamnya.

Senyawa seperti allicin, yang juga ditemukan pada bawang putih, memiliki sifat antibakteri dan antioksidan. Flavonoid yang ada di dalamnya juga berperan dalam melindungi sel-sel tubuh dari kerusakan akibat radikal bebas, sehingga membantu mencegah penyakit kronis seperti penyakit jantung dan kanker. Selain itu, kandungan seratnya membantu melancarkan pencernaan dan menjaga kesehatan usus.

Meskipun demikian, Dr. Santoso mengingatkan agar konsumsi tetap dalam batas wajar dan diimbangi dengan pola makan sehat serta gaya hidup aktif. "Menambahkan sayuran ini ke dalam berbagai hidangan adalah cara yang baik untuk mendapatkan manfaatnya, tetapi bukan satu-satunya kunci untuk kesehatan yang optimal," pungkasnya.

Manfaat Daun Bawang Prei

Konsumsi daun bawang prei menawarkan sejumlah efek positif signifikan bagi kesehatan. Kandungan nutrisinya mendukung berbagai fungsi vital tubuh, berkontribusi pada peningkatan kesejahteraan secara keseluruhan. Berikut adalah tujuh manfaat utama yang perlu diperhatikan:

  • Imunitas meningkat
  • Pencernaan lancar
  • Antioksidan kuat
  • Jantung sehat
  • Inflamasi reda
  • Gula darah stabil
  • Kesehatan mata

Manfaat-manfaat ini berasal dari kombinasi unik senyawa aktif di dalam daun bawang prei. Sebagai contoh, kandungan allicin tidak hanya memberikan rasa khas, tetapi juga berperan sebagai agen antimikroba alami. Kandungan vitamin A mendukung penglihatan, sementara serat membantu menjaga keteraturan pencernaan. Integrasi sayuran ini ke dalam pola makan seimbang dapat memberikan kontribusi penting bagi pemeliharaan kesehatan jangka panjang.

Imunitas meningkat

Konsumsi bagian tanaman Allium fistulosum ini dapat berkontribusi pada peningkatan sistem kekebalan tubuh. Efek ini berasal dari kandungan vitamin C yang signifikan, yang berperan penting dalam produksi dan aktivasi sel-sel imun. Vitamin C bertindak sebagai antioksidan, melindungi sel-sel tubuh dari kerusakan akibat radikal bebas, yang dapat melemahkan sistem kekebalan. Selain itu, senyawa allicin, yang juga terdapat pada bawang putih, memiliki sifat antimikroba, membantu tubuh melawan infeksi bakteri dan virus. Kombinasi nutrisi ini menjadikan konsumsi sayuran ini sebagai salah satu cara untuk mendukung fungsi imun yang optimal dan mengurangi risiko terkena penyakit infeksi.

Pencernaan Lancar

Keteraturan fungsi pencernaan merupakan aspek fundamental kesehatan secara menyeluruh. Konsumsi sayuran dari genus Allium ini dapat memberikan kontribusi signifikan dalam memelihara dan meningkatkan efisiensi sistem pencernaan, sehingga mengurangi risiko masalah pencernaan.

  • Kandungan Serat Tinggi

    Sayuran ini kaya akan serat, baik serat larut maupun tidak larut. Serat tidak larut meningkatkan volume feses, mempermudah pergerakannya melalui usus dan mencegah konstipasi. Serat larut, di sisi lain, membentuk gel dalam saluran pencernaan, memperlambat penyerapan gula dan membantu mengatur kadar gula darah. Contohnya, penambahan sayuran ini ke dalam sup atau tumisan dapat meningkatkan asupan serat harian secara signifikan.

  • Prebiotik Alami

    Sayuran ini mengandung prebiotik, yaitu serat yang tidak dapat dicerna oleh manusia tetapi menjadi makanan bagi bakteri baik dalam usus. Prebiotik merangsang pertumbuhan bakteri menguntungkan, seperti Bifidobacteria dan Lactobacilli, yang membantu menjaga keseimbangan mikrobiota usus. Mikrobiota usus yang seimbang penting untuk pencernaan yang optimal, penyerapan nutrisi, dan sistem kekebalan tubuh yang kuat. Konsumsi rutin dapat meningkatkan populasi bakteri baik di usus, berkontribusi pada kesehatan pencernaan jangka panjang.

  • Stimulasi Enzim Pencernaan

    Beberapa senyawa dalam sayuran ini, termasuk allicin dan senyawa sulfur lainnya, dapat merangsang produksi enzim pencernaan. Enzim-enzim ini membantu memecah makanan menjadi molekul yang lebih kecil sehingga mudah diserap oleh tubuh. Peningkatan produksi enzim pencernaan dapat mengatasi masalah pencernaan seperti kembung, gas, dan gangguan pencernaan lainnya.

  • Efek Anti-inflamasi

    Peradangan kronis dalam saluran pencernaan dapat mengganggu fungsi pencernaan dan menyebabkan berbagai masalah kesehatan, seperti sindrom iritasi usus (IBS). Senyawa antioksidan dan anti-inflamasi yang terdapat dalam sayuran ini dapat membantu mengurangi peradangan dalam saluran pencernaan, meredakan gejala IBS, dan meningkatkan kesehatan usus secara keseluruhan.

Dengan demikian, kontribusi sayuran ini terhadap kelancaran pencernaan tidak hanya terbatas pada kandungan seratnya. Peranannya sebagai prebiotik, stimulan enzim pencernaan, dan agen anti-inflamasi saling bersinergi untuk menciptakan lingkungan pencernaan yang sehat dan efisien. Integrasi sayuran ini dalam menu harian dapat menjadi strategi efektif untuk menjaga kesehatan pencernaan secara berkelanjutan.

Antioksidan Kuat

Kehadiran senyawa antioksidan dalam sayuran ini merupakan faktor krusial yang mendasari sejumlah efek positifnya bagi kesehatan. Antioksidan berperan penting dalam menetralkan radikal bebas, molekul tidak stabil yang dapat merusak sel-sel tubuh dan memicu berbagai penyakit kronis. Dengan demikian, konsumsi sayuran ini dapat membantu melindungi tubuh dari kerusakan oksidatif dan memelihara kesehatan jangka panjang.

  • Flavonoid: Pelindung Sel Alami

    Sayuran ini mengandung berbagai jenis flavonoid, seperti quercetin dan kaempferol. Flavonoid adalah antioksidan kuat yang membantu melindungi sel-sel dari kerusakan akibat radikal bebas. Contohnya, quercetin telah terbukti memiliki efek anti-inflamasi dan antikanker dalam studi laboratorium. Konsumsi rutin dapat meningkatkan kadar flavonoid dalam tubuh, memberikan perlindungan tambahan terhadap stres oksidatif.

  • Vitamin C: Meningkatkan Sistem Kekebalan dan Antioksidan

    Vitamin C, juga dikenal sebagai asam askorbat, adalah antioksidan penting yang larut dalam air. Selain perannya dalam meningkatkan sistem kekebalan tubuh, vitamin C membantu menetralkan radikal bebas dalam cairan tubuh, melindungi sel-sel dari kerusakan. Contohnya, vitamin C membantu melindungi kulit dari kerusakan akibat paparan sinar matahari dan polusi. Konsumsi sayuran ini dapat membantu memenuhi kebutuhan vitamin C harian dan meningkatkan perlindungan antioksidan.

  • Senyawa Sulfur: Detoksifikasi dan Perlindungan Sel

    Sayuran ini mengandung senyawa sulfur, seperti allicin, yang memiliki sifat antioksidan dan detoksifikasi. Senyawa sulfur membantu tubuh membuang racun dan melindungi sel-sel dari kerusakan akibat bahan kimia berbahaya. Contohnya, allicin telah terbukti memiliki efek antimikroba dan antikanker. Konsumsi rutin dapat membantu meningkatkan kemampuan tubuh untuk mendetoksifikasi dan melindungi diri dari kerusakan sel.

  • Karotenoid: Kesehatan Mata dan Perlindungan Kulit

    Meskipun tidak sebanyak pada wortel atau labu, sayuran ini tetap mengandung karotenoid dalam jumlah yang signifikan. Karotenoid, seperti lutein dan zeaxanthin, adalah antioksidan yang penting untuk kesehatan mata dan kulit. Contohnya, lutein dan zeaxanthin membantu melindungi retina dari kerusakan akibat sinar biru dan radikal bebas. Konsumsi dapat berkontribusi pada pemeliharaan kesehatan mata dan perlindungan kulit dari kerusakan akibat paparan lingkungan.

  • Peran dalam Mencegah Penyakit Kronis

    Efek antioksidan pada sayuran ini berkontribusi pada pencegahan berbagai penyakit kronis, seperti penyakit jantung, kanker, dan diabetes. Dengan menetralkan radikal bebas dan melindungi sel-sel dari kerusakan, sayuran ini membantu mengurangi risiko perkembangan penyakit-penyakit tersebut. Contohnya, studi epidemiologi menunjukkan bahwa konsumsi sayuran dari keluarga Allium dikaitkan dengan penurunan risiko kanker tertentu.

  • Sinergi dengan Nutrisi Lain

    Efek antioksidan pada sayuran ini tidak bekerja secara tunggal. Nutrisi lain yang terkandung di dalamnya, seperti serat, vitamin, dan mineral, bekerja secara sinergis untuk meningkatkan perlindungan terhadap stres oksidatif. Contohnya, serat membantu membuang racun dari tubuh, sementara vitamin dan mineral mendukung fungsi antioksidan. Kombinasi nutrisi ini menjadikan sayuran ini sebagai tambahan yang berharga untuk pola makan sehat.

Dengan demikian, konsumsi sayuran ini sebagai sumber antioksidan tidak hanya memberikan perlindungan terhadap kerusakan sel, tetapi juga berkontribusi pada pencegahan penyakit kronis dan pemeliharaan kesehatan secara keseluruhan. Integrasinya ke dalam pola makan seimbang, bersama dengan gaya hidup sehat, dapat memberikan manfaat signifikan bagi kesehatan jangka panjang.

Jantung Sehat

Kesehatan kardiovaskular memperoleh dukungan signifikan melalui konsumsi sayuran anggota famili Alliaceae ini. Efek protektif terhadap organ vital tersebut bersumber dari kombinasi unik senyawa aktif yang terkandung di dalamnya. Beberapa mekanisme utama yang mendasari manfaat ini meliputi:

  • Penurunan Tekanan Darah: Kandungan kalium yang substansial berperan penting dalam mengatur keseimbangan elektrolit dan membantu menurunkan tekanan darah. Kalium bekerja dengan menetralkan efek natrium, sehingga mengurangi beban kerja jantung dan pembuluh darah.
  • Pengurangan Kadar Kolesterol: Senyawa allicin, yang juga ditemukan pada bawang putih, telah terbukti memiliki efek menurunkan kadar kolesterol total dan LDL (kolesterol jahat). Allicin menghambat sintesis kolesterol di hati dan meningkatkan ekskresi kolesterol melalui empedu.
  • Pencegahan Pembentukan Plak: Senyawa antioksidan, seperti flavonoid dan vitamin C, melindungi pembuluh darah dari kerusakan akibat radikal bebas. Kerusakan oksidatif merupakan faktor kunci dalam pembentukan plak aterosklerosis, yang dapat menyempitkan arteri dan meningkatkan risiko serangan jantung dan stroke.
  • Peningkatan Fungsi Endotel: Endotel merupakan lapisan sel yang melapisi bagian dalam pembuluh darah. Fungsi endotel yang sehat penting untuk menjaga kelenturan pembuluh darah dan mengatur aliran darah. Beberapa senyawa dalam sayuran ini dapat meningkatkan produksi oksida nitrat, molekul yang membantu melebarkan pembuluh darah dan meningkatkan aliran darah.
  • Efek Anti-inflamasi: Peradangan kronis merupakan faktor risiko utama penyakit jantung. Senyawa anti-inflamasi yang terdapat dalam sayuran ini membantu mengurangi peradangan di pembuluh darah, sehingga mengurangi risiko aterosklerosis dan komplikasi kardiovaskular lainnya.

Dengan demikian, memasukkan sayuran ini ke dalam pola makan sehari-hari dapat memberikan kontribusi penting dalam menjaga kesehatan jantung dan mengurangi risiko penyakit kardiovaskular. Efek protektifnya yang beragam menjadikannya sebagai tambahan yang berharga untuk gaya hidup sehat jantung.

Inflamasi Reda

Pengurangan peradangan sistemik dan lokal merupakan aspek krusial dalam mendukung kesehatan secara menyeluruh. Konsumsi sayuran dari genus Allium berkontribusi pada modulasi respons inflamasi tubuh, meminimalkan dampak negatif peradangan kronis terhadap berbagai sistem organ.

  • Senyawa Anti-inflamasi Alami

    Sayuran ini mengandung senyawa seperti quercetin, kaempferol, dan allicin yang memiliki sifat anti-inflamasi. Senyawa-senyawa ini bekerja dengan menghambat produksi mediator inflamasi, seperti sitokin dan prostaglandin. Contohnya, quercetin telah terbukti mengurangi peradangan pada saluran pernapasan dan sendi dalam studi pra-klinis. Konsumsi rutin dapat membantu meredakan gejala peradangan ringan hingga sedang.

  • Modulasi Respons Imun

    Peradangan seringkali merupakan respons imun yang berlebihan terhadap stimulus tertentu. Sayuran ini dapat membantu memodulasi respons imun, mencegah reaksi inflamasi yang tidak terkontrol. Contohnya, allicin telah terbukti memengaruhi aktivitas sel-sel imun, seperti makrofag dan sel T, sehingga mengurangi produksi sitokin pro-inflamasi. Efek ini penting dalam mencegah penyakit autoimun dan alergi.

  • Perlindungan Terhadap Stres Oksidatif

    Stres oksidatif, yang disebabkan oleh ketidakseimbangan antara produksi radikal bebas dan kemampuan tubuh untuk menetralkannya, dapat memicu peradangan. Senyawa antioksidan yang terdapat dalam sayuran ini, seperti vitamin C dan flavonoid, membantu menetralkan radikal bebas dan melindungi sel-sel dari kerusakan oksidatif. Pengurangan stres oksidatif dapat mengurangi peradangan kronis dan risiko penyakit terkait usia.

  • Dukungan Kesehatan Usus

    Peradangan dalam saluran pencernaan dapat memicu berbagai masalah kesehatan, termasuk sindrom iritasi usus (IBS) dan penyakit radang usus (IBD). Kandungan serat dan prebiotik dalam sayuran ini membantu menjaga kesehatan mikrobiota usus dan mengurangi peradangan dalam saluran pencernaan. Mikrobiota usus yang seimbang penting untuk fungsi imun yang optimal dan pencegahan peradangan kronis.

  • Pengurangan Risiko Penyakit Kronis

    Peradangan kronis merupakan faktor risiko utama berbagai penyakit kronis, seperti penyakit jantung, kanker, diabetes, dan penyakit Alzheimer. Dengan mengurangi peradangan, konsumsi sayuran ini dapat membantu menurunkan risiko perkembangan penyakit-penyakit tersebut. Contohnya, studi epidemiologi menunjukkan bahwa konsumsi sayuran dari keluarga Allium dikaitkan dengan penurunan risiko kanker tertentu.

Dengan demikian, kemampuan meredakan inflamasi merupakan salah satu kontribusi penting sayuran ini terhadap pemeliharaan kesehatan. Melalui berbagai mekanisme, mulai dari penghambatan mediator inflamasi hingga perlindungan terhadap stres oksidatif, konsumsi sayuran ini dapat membantu mengurangi peradangan kronis dan meningkatkan kesejahteraan secara keseluruhan.

Gula darah stabil

Pengendalian kadar glukosa dalam darah, suatu aspek vital dalam pencegahan dan pengelolaan diabetes mellitus, mendapatkan dukungan melalui konsumsi sayuran dari keluarga Alliaceae ini. Mekanisme yang mendasari efek positif ini bersifat multifaktorial, melibatkan interaksi kompleks antara berbagai senyawa bioaktif yang terkandung di dalamnya.

  • Peningkatan Sensitivitas Insulin: Beberapa penelitian menunjukkan bahwa senyawa sulfur, seperti allicin, yang terdapat dalam sayuran ini dapat meningkatkan sensitivitas insulin. Insulin adalah hormon yang memungkinkan sel-sel tubuh menyerap glukosa dari darah. Peningkatan sensitivitas insulin membantu sel-sel tubuh merespons insulin dengan lebih efektif, sehingga menurunkan kadar glukosa darah.
  • Penghambatan Enzim Alfa-glukosidase: Enzim alfa-glukosidase berperan dalam memecah karbohidrat kompleks menjadi glukosa di usus halus. Penghambatan aktivitas enzim ini memperlambat penyerapan glukosa ke dalam darah, mencegah lonjakan kadar glukosa darah setelah makan. Beberapa senyawa dalam sayuran ini menunjukkan aktivitas penghambatan alfa-glukosidase.
  • Kandungan Serat Tinggi: Serat, terutama serat larut, memperlambat penyerapan glukosa dari usus ke dalam darah. Serat larut membentuk gel dalam saluran pencernaan, yang memperlambat pengosongan lambung dan penyerapan nutrisi, termasuk glukosa. Hal ini membantu menjaga kadar glukosa darah stabil setelah makan.
  • Efek Antioksidan: Stres oksidatif, yang disebabkan oleh ketidakseimbangan antara produksi radikal bebas dan kemampuan tubuh untuk menetralkannya, dapat mengganggu fungsi insulin dan memperburuk resistensi insulin. Senyawa antioksidan yang terdapat dalam sayuran ini membantu menetralkan radikal bebas dan melindungi sel-sel pankreas dari kerusakan oksidatif, sehingga menjaga produksi dan fungsi insulin.
  • Pengaruh pada Metabolisme Lipid: Beberapa penelitian menunjukkan bahwa konsumsi sayuran ini dapat membantu menurunkan kadar trigliserida dan meningkatkan kadar HDL (kolesterol baik). Perbaikan profil lipid dapat meningkatkan sensitivitas insulin dan membantu mengendalikan kadar glukosa darah.

Dengan demikian, konsumsi sayuran ini sebagai bagian dari pola makan seimbang dapat memberikan kontribusi signifikan dalam menjaga stabilitas kadar glukosa darah. Efek positifnya yang beragam menjadikannya sebagai tambahan yang berharga untuk strategi pencegahan dan pengelolaan diabetes mellitus, serta pemeliharaan kesehatan metabolik secara keseluruhan.

Kesehatan Mata

Integritas fungsi penglihatan bergantung pada asupan nutrisi yang memadai. Bagian tanaman Allium fistulosum ini berkontribusi positif terhadap pemeliharaan kesehatan mata melalui beberapa mekanisme kunci. Kandungan nutrisinya, termasuk vitamin dan antioksidan, berperan penting dalam melindungi struktur mata dari kerusakan dan mempertahankan ketajaman penglihatan.

  • Vitamin A dan Beta-Karoten: Prekursor vitamin A, seperti beta-karoten, esensial untuk fungsi retina, khususnya dalam kondisi cahaya redup. Defisiensi vitamin A dapat menyebabkan rabun senja dan kerusakan kornea. Kehadiran senyawa ini dalam sayuran tersebut membantu memenuhi kebutuhan vitamin A harian dan mendukung adaptasi mata terhadap perubahan intensitas cahaya.
  • Lutein dan Zeaxanthin: Karotenoid ini terakumulasi di makula, area retina yang bertanggung jawab atas penglihatan sentral yang tajam. Lutein dan zeaxanthin bertindak sebagai filter cahaya biru, melindungi retina dari kerusakan akibat radiasi ultraviolet dan radikal bebas. Peningkatan asupan kedua karotenoid ini dikaitkan dengan penurunan risiko degenerasi makula terkait usia (AMD), penyebab utama kebutaan pada orang dewasa.
  • Vitamin C: Sebagai antioksidan kuat, vitamin C membantu melindungi lensa mata dari kerusakan oksidatif, yang dapat menyebabkan katarak. Vitamin C juga berperan dalam menjaga kesehatan pembuluh darah di retina, memastikan suplai nutrisi yang adekuat ke sel-sel penglihatan.
  • Quercetin: Flavonoid ini memiliki sifat anti-inflamasi dan antioksidan yang dapat membantu melindungi mata dari peradangan dan kerusakan akibat radikal bebas. Quercetin telah terbukti efektif dalam mengurangi risiko katarak dan glaukoma dalam studi pra-klinis.
  • Selenium: Mineral ini merupakan komponen penting dari enzim antioksidan glutathione peroksidase, yang melindungi sel-sel mata dari kerusakan oksidatif. Selenium juga berperan dalam menjaga kesehatan lensa mata dan mencegah pembentukan katarak.

Dengan demikian, konsumsi sayuran ini dapat memberikan kontribusi signifikan dalam memelihara kesehatan mata dan mengurangi risiko penyakit mata terkait usia. Kombinasi nutrisi yang unik di dalamnya bekerja secara sinergis untuk melindungi struktur mata, mempertahankan ketajaman penglihatan, dan meningkatkan kualitas hidup secara keseluruhan.

Tips Pemanfaatan Optimal

Pemanfaatan optimal sayuran serbaguna ini memerlukan pemahaman tentang cara penyimpanan, persiapan, dan integrasinya ke dalam berbagai hidangan. Penerapan tips berikut dapat memaksimalkan potensi nutrisinya dan memberikan manfaat kesehatan yang signifikan.

Tip 1: Penyimpanan yang Tepat
Sayuran ini sebaiknya disimpan dalam lemari es untuk mempertahankan kesegarannya. Bungkus dengan kertas tisu lembab dan masukkan ke dalam kantong plastik berlubang. Cara ini membantu mencegah dehidrasi dan mempertahankan teksturnya hingga beberapa hari. Hindari mencuci sebelum disimpan, karena kelembaban berlebih dapat mempercepat pembusukan.

Tip 2: Persiapan yang Benar
Cuci bersih sebelum digunakan untuk menghilangkan kotoran dan residu pestisida. Potong sesuai kebutuhan resep, dan perhatikan bahwa bagian putih memiliki rasa yang lebih kuat dibandingkan bagian hijau. Untuk mengurangi rasa yang terlalu kuat, rendam potongan dalam air dingin selama beberapa menit sebelum dimasak.

Tip 3: Integrasi ke dalam Masakan
Sayuran ini sangat fleksibel dan dapat digunakan dalam berbagai jenis masakan. Tambahkan ke dalam sup, tumisan, salad, atau sebagai hiasan hidangan. Bagian putih cocok untuk ditumis atau dipanggang, sementara bagian hijau lebih baik digunakan sebagai taburan atau tambahan terakhir pada masakan. Memasaknya sebentar mempertahankan nutrisinya dan mencegah rasa pahit.

Tip 4: Konsumsi Rutin dan Variasi
Untuk mendapatkan manfaat kesehatan yang optimal, konsumsilah sayuran ini secara rutin sebagai bagian dari pola makan seimbang. Variasikan cara pengolahan dan kombinasikan dengan bahan makanan lain yang kaya nutrisi. Kombinasikan dengan sumber protein dan karbohidrat kompleks untuk menciptakan hidangan yang lengkap dan bergizi.

Penerapan tips ini akan membantu memaksimalkan potensi nutrisi sayuran ini dan mengintegrasikannya secara efektif ke dalam pola makan sehari-hari. Konsumsi yang teratur, disertai dengan persiapan yang tepat, akan berkontribusi pada peningkatan kesehatan dan kesejahteraan secara keseluruhan.

Bukti Ilmiah dan Studi Kasus

Evaluasi komprehensif terhadap efek positif konsumsi tanaman Allium fistulosum telah dilakukan melalui berbagai studi ilmiah. Investigasi-investigasi ini menggunakan metodologi yang ketat untuk mengeksplorasi dampak komponen bioaktifnya terhadap kesehatan manusia. Hasilnya memberikan dasar yang kuat untuk memahami manfaat potensial yang ditawarkan.

Salah satu studi kunci meneliti efek ekstrak tanaman ini pada kadar kolesterol. Peserta yang mengonsumsi ekstrak secara teratur menunjukkan penurunan signifikan dalam kadar kolesterol LDL (jahat) dan peningkatan kadar kolesterol HDL (baik). Studi ini menggunakan desain terkontrol plasebo, dengan pengujian acak untuk meminimalkan bias. Temuan ini mendukung klaim bahwa konsumsi tanaman ini dapat berkontribusi pada kesehatan jantung.

Studi lain berfokus pada efek anti-inflamasi. Partisipan dengan kondisi peradangan kronis, seperti arthritis, melaporkan penurunan rasa sakit dan peningkatan mobilitas setelah mengonsumsi suplemen yang mengandung senyawa dari tanaman ini. Mekanisme yang mendasari efek ini diidentifikasi sebagai penghambatan produksi sitokin pro-inflamasi.

Meskipun bukti yang ada menjanjikan, penting untuk mengakui bahwa penelitian lebih lanjut masih diperlukan. Beberapa studi memiliki ukuran sampel yang kecil atau durasi yang terbatas. Diperlukan penelitian skala besar dan jangka panjang untuk mengkonfirmasi temuan ini dan mengeksplorasi potensi efek samping. Individu didorong untuk berkonsultasi dengan profesional kesehatan sebelum membuat perubahan signifikan pada pola makan mereka berdasarkan temuan studi ini.