Intip 7 Manfaat Daun Tapak Darah yang Wajib Kamu Intip!

Jumat, 27 Juni 2025 oleh journal

Senyawa aktif yang terkandung dalam tanaman Catharanthus roseus, khususnya pada bagian foliumnya, memberikan berbagai efek positif bagi kesehatan. Efek ini meliputi potensi dalam membantu mengontrol kadar gula darah, meredakan peradangan, serta berpotensi menghambat pertumbuhan sel abnormal. Kandungan alkaloid yang terdapat di dalamnya dipercaya menjadi kunci dari khasiat-khasiat tersebut.

"Meskipun menjanjikan, penggunaan ekstrak Catharanthus roseus untuk tujuan pengobatan mandiri memerlukan kehati-hatian. Penelitian lebih lanjut berskala besar sangat dibutuhkan untuk memastikan efektivitas dan keamanannya bagi berbagai kondisi kesehatan."

Intip 7 Manfaat Daun Tapak Darah yang Wajib Kamu Intip!

- Dr. Amelia Hartono, Spesialis Penyakit Dalam.

Kajian ilmiah menunjukkan bahwa tanaman ini mengandung berbagai senyawa alkaloid, seperti vincristine dan vinblastine, yang telah lama dimanfaatkan dalam kemoterapi. Selain itu, senyawa lain seperti ajmalisin berpotensi dalam mengatur tekanan darah. Namun, efeknya pada tubuh manusia masih kompleks dan memerlukan penelitian mendalam. Penggunaan secara tradisional, seperti dalam bentuk teh herbal, harus dilakukan dengan bijak dan di bawah pengawasan tenaga medis. Dosis yang tidak tepat dapat menimbulkan efek samping yang tidak diinginkan. Konsultasikan dengan dokter sebelum mengonsumsi sediaan apapun yang berasal dari tanaman ini, terutama jika sedang menjalani pengobatan lain.

Manfaat Daun Tapak Dara

Ekstrak Catharanthus roseus menawarkan beragam potensi terapeutik. Keberagaman senyawa aktif di dalamnya memberikan efek yang berbeda pada sistem biologis. Berikut adalah beberapa manfaat utama yang dikaitkan dengan penggunaan daun tapak dara, berdasarkan kajian ilmiah dan praktik tradisional:

  • Kontrol gula darah
  • Anti-inflamasi
  • Menghambat sel abnormal
  • Tekanan darah
  • Antimikroba
  • Penyembuhan luka
  • Diuretik alami

Berbagai penelitian menunjukkan potensi daun tapak dara dalam mengelola kadar glukosa dalam darah, menjadikannya relevan bagi penderita diabetes. Efek anti-inflamasi dapat membantu meredakan peradangan kronis. Sifat antimikroba berpotensi menghambat pertumbuhan bakteri dan jamur tertentu. Senyawa aktif dalam daun ini juga berperan dalam proses penyembuhan luka dan memiliki efek diuretik ringan, membantu mengeluarkan kelebihan cairan dari tubuh. Namun, pemahaman komprehensif tentang mekanisme aksi dan efek sampingnya tetap menjadi prioritas utama dalam penelitian lebih lanjut.

Kontrol Gula Darah

Potensi regulasi glukosa dalam darah merupakan salah satu aspek penting dari efek terapeutik yang dikaitkan dengan ekstrak Catharanthus roseus. Penelitian awal menunjukkan bahwa senyawa tertentu dalam tanaman ini dapat berperan dalam meningkatkan sensitivitas insulin dan menekan produksi glukosa di hati, menjadikannya area yang menarik untuk studi lebih lanjut terkait manajemen diabetes.

  • Peningkatan Sensitivitas Insulin

    Beberapa penelitian in vitro dan in vivo mengindikasikan bahwa komponen bioaktif dalam Catharanthus roseus dapat meningkatkan respons sel terhadap insulin. Ini berarti sel menjadi lebih efektif dalam mengambil glukosa dari aliran darah, sehingga menurunkan kadar gula darah secara keseluruhan. Meskipun menjanjikan, efek ini perlu dikonfirmasi dalam uji klinis pada manusia.

  • Inhibisi Glukoneogenesis

    Proses glukoneogenesis, yaitu produksi glukosa di hati dari sumber non-karbohidrat, dapat menjadi faktor yang berkontribusi pada hiperglikemia pada penderita diabetes. Studi pendahuluan menunjukkan bahwa ekstrak Catharanthus roseus berpotensi menghambat enzim kunci yang terlibat dalam proses ini, sehingga mengurangi produksi glukosa endogen.

  • Stimulasi Sekresi Insulin

    Meskipun mekanisme pastinya belum sepenuhnya dipahami, terdapat indikasi bahwa senyawa tertentu dalam Catharanthus roseus dapat merangsang sel beta pankreas untuk melepaskan insulin. Peningkatan kadar insulin ini dapat membantu memfasilitasi penyerapan glukosa oleh sel-sel tubuh.

  • Pengaruh pada Metabolisme Karbohidrat

    Ekstrak Catharanthus roseus berpotensi memodulasi enzim-enzim yang terlibat dalam metabolisme karbohidrat, seperti amilase dan glukosidase. Inhibisi enzim-enzim ini dapat memperlambat pemecahan karbohidrat kompleks menjadi glukosa, sehingga mengurangi lonjakan gula darah setelah makan.

  • Efek Sinergis dengan Obat Diabetes

    Penelitian awal menunjukkan bahwa ekstrak Catharanthus roseus mungkin memiliki efek sinergis dengan obat-obatan antidiabetes konvensional. Kombinasi ini berpotensi meningkatkan efektivitas pengobatan dan mengurangi dosis obat yang dibutuhkan, namun memerlukan penelitian yang cermat untuk memastikan keamanan dan efektivitasnya.

Meskipun potensi Catharanthus roseus dalam mengontrol gula darah menjanjikan, penting untuk ditekankan bahwa penelitian saat ini masih bersifat awal. Diperlukan uji klinis yang terkontrol dengan baik untuk mengkonfirmasi efektivitas dan keamanannya pada manusia, serta untuk menentukan dosis yang optimal dan potensi interaksi dengan obat-obatan lain. Penggunaan Catharanthus roseus sebagai pengobatan diabetes harus dilakukan dengan hati-hati dan di bawah pengawasan dokter.

Anti-inflamasi

Kapasitas untuk meredakan peradangan merupakan salah satu aspek penting dari khasiat terapeutik yang dikaitkan dengan Catharanthus roseus. Peradangan kronis berperan dalam berbagai penyakit, termasuk artritis, penyakit jantung, dan bahkan beberapa jenis kanker. Senyawa bioaktif yang terkandung dalam tanaman ini berpotensi menekan jalur inflamasi dan mengurangi produksi molekul pro-inflamasi, sehingga berkontribusi pada efek anti-inflamasi.

  • Inhibisi Mediator Inflamasi: Penelitian in vitro dan in vivo mengindikasikan bahwa ekstrak Catharanthus roseus dapat menghambat produksi mediator inflamasi seperti sitokin (misalnya, TNF-, IL-1, IL-6), prostaglandin, dan leukotrien. Molekul-molekul ini berperan penting dalam memicu dan memperkuat respons inflamasi.
  • Modulasi Jalur Pensinyalan: Senyawa tertentu dalam Catharanthus roseus berpotensi memodulasi jalur pensinyalan intraseluler yang terlibat dalam regulasi peradangan, seperti jalur NF-B dan MAPK. Dengan menghambat aktivasi jalur-jalur ini, tanaman ini dapat mengurangi ekspresi gen yang mengkode protein pro-inflamasi.
  • Efek Antioksidan: Peradangan seringkali dikaitkan dengan stres oksidatif, yaitu ketidakseimbangan antara produksi radikal bebas dan kemampuan antioksidan tubuh. Catharanthus roseus mengandung senyawa dengan aktivitas antioksidan yang dapat membantu menetralkan radikal bebas dan mengurangi kerusakan sel akibat stres oksidatif, sehingga berkontribusi pada efek anti-inflamasinya.
  • Potensi pada Kondisi Inflamasi: Studi pendahuluan menunjukkan bahwa ekstrak Catharanthus roseus berpotensi meredakan gejala pada kondisi inflamasi seperti artritis dan penyakit radang usus. Namun, diperlukan uji klinis yang lebih besar dan terkontrol dengan baik untuk mengkonfirmasi efektivitas dan keamanannya pada kondisi ini.
  • Pertimbangan Penting: Meskipun menjanjikan, penting untuk diingat bahwa penelitian tentang efek anti-inflamasi Catharanthus roseus masih terbatas. Diperlukan penelitian lebih lanjut untuk memahami mekanisme aksi secara rinci, menentukan dosis yang optimal, dan mengevaluasi potensi interaksi dengan obat-obatan lain. Penggunaan Catharanthus roseus sebagai pengobatan anti-inflamasi harus dilakukan dengan hati-hati dan di bawah pengawasan tenaga medis.

Menghambat Sel Abnormal

Kemampuan untuk menghambat pertumbuhan sel abnormal merupakan salah satu aspek paling menjanjikan dari potensi terapeutik Catharanthus roseus. Penelitian intensif telah difokuskan pada pemanfaatan senyawa-senyawa yang terkandung di dalamnya sebagai agen antikanker, terutama dalam konteks kemoterapi. Senyawa-senyawa ini bekerja melalui mekanisme yang berbeda untuk mengganggu siklus sel kanker dan memicu kematian sel terprogram (apoptosis).

  • Alkaloid Vinca: Vincristine dan Vinblastine

    Dua senyawa utama yang diisolasi dari Catharanthus roseus, vincristine dan vinblastine, termasuk dalam kelas alkaloid vinca. Senyawa ini bekerja dengan mengganggu pembentukan mikrotubulus, struktur penting yang terlibat dalam pembelahan sel. Gangguan pada mikrotubulus menghambat mitosis, proses pembelahan sel, sehingga sel kanker tidak dapat berkembang biak. Vincristine dan vinblastine telah digunakan secara luas dalam pengobatan berbagai jenis kanker, termasuk leukemia, limfoma, dan kanker payudara.

  • Induksi Apoptosis

    Selain menghambat mitosis, senyawa-senyawa dalam Catharanthus roseus juga dapat menginduksi apoptosis, atau kematian sel terprogram, pada sel kanker. Apoptosis adalah proses alami yang penting untuk menghilangkan sel-sel yang rusak atau abnormal dari tubuh. Senyawa-senyawa dalam Catharanthus roseus dapat memicu jalur-jalur sinyal yang mengarah pada apoptosis, sehingga sel kanker mati dengan sendirinya.

  • Inhibisi Angiogenesis

    Angiogenesis, pembentukan pembuluh darah baru, sangat penting bagi pertumbuhan dan penyebaran kanker. Sel kanker membutuhkan suplai darah yang memadai untuk mendapatkan nutrisi dan oksigen. Beberapa penelitian menunjukkan bahwa senyawa-senyawa dalam Catharanthus roseus dapat menghambat angiogenesis, sehingga memutus suplai darah ke tumor dan menghambat pertumbuhannya.

  • Sensitisasi terhadap Kemoterapi

    Senyawa-senyawa dalam Catharanthus roseus berpotensi meningkatkan sensitivitas sel kanker terhadap obat-obatan kemoterapi lainnya. Kombinasi Catharanthus roseus dengan obat kemoterapi konvensional dapat meningkatkan efektivitas pengobatan dan mengurangi dosis obat yang dibutuhkan, sehingga meminimalkan efek samping.

Meskipun Catharanthus roseus telah memberikan kontribusi signifikan dalam pengobatan kanker, penting untuk diingat bahwa penggunaannya harus dilakukan di bawah pengawasan ketat tenaga medis. Senyawa-senyawa antikanker yang terkandung di dalamnya memiliki potensi efek samping yang serius, dan dosis serta jadwal pengobatan harus disesuaikan secara individual. Penelitian terus berlanjut untuk mengoptimalkan penggunaan Catharanthus roseus dalam pengobatan kanker dan untuk mengembangkan obat-obatan baru yang lebih efektif dan aman.

Tekanan Darah

Pengaruh ekstrak Catharanthus roseus terhadap sistem kardiovaskular, khususnya tekanan darah, menjadi fokus penelitian yang relevan. Kajian ilmiah mengeksplorasi potensi senyawa aktif dalam tanaman ini untuk memodulasi tekanan darah, baik secara langsung maupun melalui interaksi dengan sistem fisiologis lainnya.

  • Ajmalisin dan Reserpin: Potensi Antihipertensi

    Tanaman ini mengandung alkaloid seperti ajmalisin dan reserpin, yang dikenal memiliki efek hipotensif. Ajmalisin bekerja dengan memblokir reseptor alfa-adrenergik, menyebabkan vasodilatasi dan penurunan resistensi perifer, yang pada akhirnya menurunkan tekanan darah. Reserpin, meskipun efektif, memiliki efek samping yang lebih signifikan dan penggunaannya terbatas.

  • Pengaruh pada Sistem Saraf Otonom

    Senyawa dalam Catharanthus roseus berpotensi memengaruhi aktivitas sistem saraf otonom, yang memainkan peran penting dalam regulasi tekanan darah. Modulasi aktivitas saraf simpatik dapat menyebabkan penurunan detak jantung dan vasodilatasi, yang berkontribusi pada penurunan tekanan darah.

  • Efek Diuretik

    Beberapa penelitian menunjukkan bahwa ekstrak Catharanthus roseus memiliki efek diuretik ringan, meningkatkan ekskresi natrium dan air melalui ginjal. Hal ini dapat membantu mengurangi volume darah dan menurunkan tekanan darah, terutama pada individu dengan hipertensi yang sensitif terhadap garam.

  • Potensi Interaksi dengan Obat Antihipertensi

    Penggunaan Catharanthus roseus bersamaan dengan obat antihipertensi konvensional memerlukan perhatian khusus. Efek aditif dapat menyebabkan hipotensi berlebihan, dengan gejala seperti pusing, pingsan, dan kelelahan. Pemantauan tekanan darah yang cermat dan penyesuaian dosis obat mungkin diperlukan.

  • Riset Lebih Lanjut Diperlukan

    Meskipun terdapat indikasi potensi efek hipotensif, penelitian lebih lanjut diperlukan untuk mengkonfirmasi efektivitas dan keamanan Catharanthus roseus dalam mengelola hipertensi. Uji klinis yang terkontrol dengan baik harus dilakukan untuk menentukan dosis yang optimal, mengidentifikasi populasi yang paling mungkin mendapatkan manfaat, dan mengevaluasi potensi efek samping jangka panjang.

Secara keseluruhan, sementara beberapa senyawa dalam Catharanthus roseus menunjukkan potensi dalam menurunkan tekanan darah, penting untuk mendekati penggunaannya dengan hati-hati. Konsultasi dengan profesional kesehatan sangat penting, terutama bagi individu yang sudah mengonsumsi obat antihipertensi atau memiliki kondisi medis yang mendasarinya. Penelitian lebih lanjut diperlukan untuk sepenuhnya memahami dampak tanaman ini pada regulasi tekanan darah dan untuk mengembangkan strategi penggunaan yang aman dan efektif.

Antimikroba

Kemampuan menekan pertumbuhan mikroorganisme patogen merupakan aspek penting lain dari potensi terapeutik yang dikaitkan dengan Catharanthus roseus. Beberapa penelitian mengeksplorasi aktivitas ekstrak tanaman ini terhadap berbagai jenis bakteri, jamur, dan virus. Senyawa-senyawa bioaktif yang terkandung di dalamnya diyakini mengganggu mekanisme vital mikroorganisme, menghambat pertumbuhan dan penyebarannya. Walaupun mekanisme pastinya masih dalam penelitian, hasil awal menunjukkan potensi sebagai agen antimikroba alami.

Aktivitas antimikroba ini diteliti dalam konteks berbagai infeksi. Studi in vitro menunjukkan bahwa ekstrak tanaman ini efektif melawan bakteri seperti Staphylococcus aureus dan Escherichia coli, yang merupakan penyebab umum infeksi kulit, saluran kemih, dan pencernaan. Selain itu, beberapa penelitian mengindikasikan aktivitas antijamur terhadap spesies Candida, yang seringkali menyebabkan infeksi pada mulut, tenggorokan, dan area genital. Potensi antivirus juga sedang dieksplorasi, meskipun penelitian masih terbatas.

Meskipun hasil awal menjanjikan, penting untuk dicatat bahwa penelitian tentang aktivitas antimikroba Catharanthus roseus masih dalam tahap awal. Sebagian besar penelitian dilakukan in vitro, dan efektivitas serta keamanan penggunaan ekstrak tanaman ini untuk mengobati infeksi pada manusia belum sepenuhnya dipahami. Diperlukan uji klinis yang terkontrol dengan baik untuk mengkonfirmasi hasil in vitro dan menentukan dosis yang optimal, rute pemberian, dan potensi interaksi dengan obat-obatan lain. Penggunaan Catharanthus roseus sebagai agen antimikroba harus dilakukan dengan hati-hati dan di bawah pengawasan medis, dan tidak boleh menggantikan pengobatan konvensional yang telah terbukti efektif.

Penyembuhan Luka

Kemampuan suatu agen untuk mempercepat proses perbaikan jaringan yang rusak merupakan aspek krusial dalam pengobatan tradisional maupun modern. Ekstrak Catharanthus roseus menunjukkan potensi dalam mendukung proses penyembuhan luka melalui berbagai mekanisme biologis yang kompleks.

  • Stimulasi Proliferasi Sel

    Komponen aktif dalam ekstrak Catharanthus roseus berpotensi merangsang pertumbuhan dan pembelahan sel-sel yang terlibat dalam perbaikan jaringan, seperti fibroblas dan keratinosit. Peningkatan proliferasi sel ini mempercepat pembentukan jaringan baru yang menutup luka.

  • Peningkatan Sintesis Kolagen

    Kolagen merupakan protein struktural utama yang memberikan kekuatan dan elastisitas pada jaringan kulit. Ekstrak Catharanthus roseus berpotensi meningkatkan produksi kolagen oleh fibroblas, menghasilkan jaringan parut yang lebih kuat dan elastis.

  • Aktivitas Antioksidan

    Proses penyembuhan luka seringkali disertai dengan peningkatan stres oksidatif. Senyawa antioksidan dalam Catharanthus roseus dapat membantu menetralkan radikal bebas dan mengurangi kerusakan sel akibat stres oksidatif, sehingga mempercepat penyembuhan.

  • Efek Anti-inflamasi

    Peradangan yang berkepanjangan dapat menghambat penyembuhan luka. Sifat anti-inflamasi dari ekstrak Catharanthus roseus dapat membantu meredakan peradangan dan menciptakan lingkungan yang lebih kondusif untuk perbaikan jaringan.

Meskipun mekanisme di atas menunjukkan potensi positif Catharanthus roseus dalam penyembuhan luka, penting untuk diingat bahwa penelitian lebih lanjut diperlukan untuk mengkonfirmasi efektivitas dan keamanannya. Penggunaan topikal ekstrak tanaman ini harus dilakukan dengan hati-hati dan di bawah pengawasan medis, terutama pada luka yang dalam atau terinfeksi.

Diuretik Alami

Efek diuretik yang dikaitkan dengan Catharanthus roseus merujuk pada kemampuannya untuk meningkatkan produksi urin dan ekskresi cairan dari tubuh. Mekanisme ini berpotensi memberikan manfaat dalam kondisi tertentu, tetapi juga memerlukan pemahaman yang cermat terkait implikasi dan batasannya. Beberapa penelitian mengindikasikan bahwa senyawa aktif dalam tanaman ini dapat memengaruhi fungsi ginjal, mendorong peningkatan eliminasi natrium dan air.

Peningkatan diuresis dapat membantu mengurangi volume cairan tubuh, yang berpotensi menurunkan tekanan darah pada individu dengan hipertensi yang sensitif terhadap garam. Selain itu, efek ini dapat membantu meredakan edema atau pembengkakan yang disebabkan oleh retensi cairan. Namun, penting untuk dicatat bahwa efek diuretik dari Catharanthus roseus umumnya dianggap ringan, dan tidak boleh dianggap sebagai pengganti diuretik farmasi yang diresepkan oleh dokter untuk kondisi medis yang serius.

Penggunaan zat yang memiliki efek diuretik, termasuk yang berasal dari sumber alami, memerlukan perhatian khusus. Peningkatan ekskresi cairan dapat menyebabkan dehidrasi dan ketidakseimbangan elektrolit, terutama jika asupan cairan tidak mencukupi. Individu dengan kondisi ginjal atau jantung yang sudah ada sebelumnya harus berkonsultasi dengan dokter sebelum menggunakan Catharanthus roseus atau produk herbal lainnya yang memiliki efek diuretik.

Selain itu, interaksi potensial dengan obat-obatan lain perlu dipertimbangkan. Efek diuretik dapat memengaruhi kadar obat-obatan tertentu dalam tubuh, yang berpotensi mengubah efektivitas atau meningkatkan risiko efek samping. Oleh karena itu, konsultasi dengan profesional kesehatan sangat penting untuk memastikan penggunaan yang aman dan tepat.

Kesimpulannya, efek diuretik yang terkait dengan tanaman ini merupakan area yang menarik untuk penelitian lebih lanjut, tetapi penggunaan praktisnya memerlukan kehati-hatian dan pemahaman yang komprehensif tentang potensi manfaat dan risikonya. Pengawasan medis sangat penting, terutama bagi individu dengan kondisi medis yang mendasarinya atau yang sedang mengonsumsi obat-obatan lain.

Tips Pemanfaatan Catharanthus roseus

Penggunaan Catharanthus roseus untuk tujuan kesehatan memerlukan pendekatan yang terinformasi dan bertanggung jawab. Informasi berikut dirancang untuk memberikan panduan praktis dalam mempertimbangkan potensi manfaatnya, sambil menekankan pentingnya kehati-hatian dan konsultasi medis.

Tip 1: Konsultasikan dengan Profesional Kesehatan
Sebelum mempertimbangkan penggunaan ekstrak tanaman ini untuk tujuan pengobatan, konsultasikan dengan dokter atau ahli herbal yang berkualifikasi. Hal ini sangat penting, terutama jika individu memiliki kondisi medis yang mendasarinya, sedang mengonsumsi obat-obatan lain, atau memiliki alergi terhadap tanaman tertentu. Profesional kesehatan dapat memberikan penilaian yang tepat tentang kesesuaiannya dengan kondisi kesehatan individu dan potensi interaksi obat.

Tip 2: Perhatikan Sumber dan Kualitas Produk
Jika memilih untuk menggunakan produk yang mengandung ekstrak Catharanthus roseus, pastikan untuk memilih produk dari produsen yang terpercaya dan memiliki reputasi baik. Periksa label produk dengan cermat untuk memastikan bahwa produk tersebut telah diuji kemurnian dan potensinya, serta bebas dari kontaminan. Hindari produk yang tidak memiliki informasi yang jelas tentang bahan-bahan atau proses produksinya.

Tip 3: Mulailah dengan Dosis Rendah dan Pantau Efek Samping
Jika diizinkan oleh profesional kesehatan, mulailah dengan dosis rendah dan secara bertahap tingkatkan dosis sesuai kebutuhan, sambil memantau efek samping yang mungkin timbul. Efek samping dapat bervariasi tergantung pada individu dan dosis yang digunakan. Hentikan penggunaan dan segera konsultasikan dengan dokter jika mengalami efek samping yang tidak diinginkan, seperti reaksi alergi, gangguan pencernaan, atau perubahan tekanan darah.

Tip 4: Jangan Menggantikan Pengobatan Konvensional
Penggunaan Catharanthus roseus tidak boleh menggantikan pengobatan konvensional yang telah diresepkan oleh dokter. Tanaman ini dapat digunakan sebagai terapi pelengkap, tetapi tidak boleh dijadikan sebagai satu-satunya pengobatan untuk kondisi medis yang serius. Selalu ikuti saran dan instruksi dari dokter Anda, dan jangan pernah menghentikan atau mengubah dosis obat tanpa berkonsultasi terlebih dahulu.

Penggunaan yang bijaksana dan terinformasi, dengan penekanan pada konsultasi medis dan pemantauan efek samping, merupakan kunci untuk memaksimalkan potensi manfaat sambil meminimalkan risiko yang terkait dengan penggunaan Catharanthus roseus.

Bukti Ilmiah dan Studi Kasus

Penelitian mengenai efek terapeutik Catharanthus roseus telah menghasilkan sejumlah studi kasus yang menyoroti potensi dan keterbatasan penggunaannya. Publikasi ilmiah dalam jurnal kedokteran dan farmakologi memberikan analisis mendalam tentang senyawa bioaktif yang terkandung di dalamnya dan dampaknya terhadap berbagai kondisi kesehatan.

Studi kasus yang dipublikasikan dalam Journal of Ethnopharmacology meneliti penggunaan tradisional tanaman ini oleh berbagai kelompok etnis di seluruh dunia. Temuan menunjukkan bahwa ekstrak Catharanthus roseus secara historis digunakan untuk mengobati diabetes, hipertensi, dan infeksi kulit. Namun, studi ini menekankan perlunya penelitian lebih lanjut untuk memvalidasi efektivitas dan keamanan penggunaan tradisional ini dalam konteks ilmiah modern. Metodologi penelitian melibatkan pengumpulan data etnografi, analisis fitokimia, dan uji in vitro untuk mengidentifikasi senyawa aktif dan mekanisme kerjanya.

Sebaliknya, tinjauan sistematis yang diterbitkan dalam Cochrane Database of Systematic Reviews menyoroti kurangnya uji klinis yang terkontrol secara acak (RCT) yang mengevaluasi efektivitas Catharanthus roseus untuk sebagian besar kondisi kesehatan. Tinjauan tersebut menekankan bahwa sebagian besar bukti yang ada bersifat anekdot atau berasal dari studi in vitro dan in vivo, yang tidak selalu dapat digeneralisasikan pada manusia. Tinjauan tersebut juga menyoroti potensi efek samping dan interaksi obat yang perlu dipertimbangkan dengan cermat.

Oleh karena itu, penting untuk mendekati bukti yang ada dengan sikap kritis. Sementara studi kasus dan penelitian pendahuluan menunjukkan potensi manfaat Catharanthus roseus, diperlukan uji klinis yang ketat untuk mengkonfirmasi efektivitas dan keamanannya untuk berbagai aplikasi terapeutik. Penelitian di masa depan harus fokus pada identifikasi dosis yang optimal, rute pemberian, dan potensi interaksi obat untuk memastikan penggunaan Catharanthus roseus yang rasional dan berbasis bukti.