Intip 7 Manfaat Buah Delima Putih yang Jarang Diketahui

Selasa, 3 Juni 2025 oleh journal

Kandungan nutrisi dalam varietas delima yang berwarna putih diyakini memberikan sejumlah khasiat bagi kesehatan. Konsumsi bagian tanaman ini, khususnya buahnya, dipercaya dapat mendukung sistem kekebalan tubuh, membantu menjaga kesehatan jantung, serta berpotensi memberikan efek antioksidan yang melindungi sel-sel tubuh dari kerusakan akibat radikal bebas. Lebih lanjut, beberapa penelitian menyoroti potensi efek positifnya dalam menjaga kesehatan kulit dan sistem pencernaan.

Meskipun penelitian lebih lanjut masih diperlukan, bukti awal menunjukkan bahwa konsumsi delima putih dapat menjadi tambahan yang bermanfaat untuk diet seimbang, terutama karena kandungan antioksidan dan potensinya dalam mendukung kesehatan jantung, ujar Dr. Amelia Rahmawati, seorang ahli gizi klinis terkemuka.

Intip 7 Manfaat Buah Delima Putih yang Jarang Diketahui

Dr. Rahmawati menambahkan, "Efek positif ini kemungkinan besar berasal dari senyawa aktif seperti punicalagin, asam ellagic, dan flavonoid yang terdapat dalam buah tersebut."

Delima putih, dengan kandungan nutrisinya yang unik, menawarkan potensi manfaat kesehatan yang menarik. Senyawa punicalagin, misalnya, dikenal sebagai antioksidan kuat yang dapat membantu melindungi sel-sel tubuh dari kerusakan akibat radikal bebas. Asam ellagic juga menunjukkan sifat anti-inflamasi dan antikanker dalam beberapa penelitian laboratorium. Flavonoid berkontribusi pada kesehatan jantung dengan membantu menurunkan tekanan darah dan meningkatkan aliran darah. Disarankan untuk mengonsumsi buah ini dalam jumlah sedang sebagai bagian dari diet yang bervariasi dan seimbang. Penting untuk diingat bahwa buah ini bukanlah pengganti pengobatan medis dan konsultasi dengan profesional kesehatan tetap disarankan untuk masalah kesehatan yang spesifik.

Manfaat Buah Delima Putih

Delima putih, meskipun kurang dikenal dibandingkan varietas merah, menyimpan potensi khasiat yang signifikan bagi kesehatan. Keberadaan senyawa bioaktif di dalamnya berkontribusi pada berbagai manfaat, yang penting untuk dipahami agar dapat dioptimalkan dalam diet sehari-hari.

  • Antioksidan
  • Menjaga Jantung
  • Meningkatkan Imunitas
  • Menyehatkan Pencernaan
  • Memelihara Kulit
  • Anti-inflamasi
  • Potensi Antikanker

Manfaat-manfaat ini bersumber dari kandungan nutrisi delima putih, termasuk vitamin, mineral, dan senyawa fitokimia. Sebagai contoh, aktivitas antioksidan membantu menetralkan radikal bebas, melindungi sel dari kerusakan oksidatif yang dapat memicu penyakit kronis. Potensi antikanker, meskipun memerlukan penelitian lebih lanjut, menunjukkan peran senyawa aktif dalam menghambat pertumbuhan sel abnormal. Konsumsi teratur, dalam jumlah yang wajar, dapat menjadi bagian dari upaya menjaga kesehatan secara holistik.

Antioksidan

Kaitan erat antara kandungan antioksidan dan khasiat yang ditawarkan oleh varietas delima ini terletak pada mekanisme perlindungan seluler. Senyawa antioksidan, seperti punicalagin, asam ellagic, dan flavonoid, berperan menetralkan radikal bebas. Radikal bebas merupakan molekul tidak stabil yang dapat merusak sel-sel tubuh melalui proses oksidasi. Kerusakan oksidatif ini berkontribusi pada berbagai penyakit kronis, termasuk penyakit jantung, kanker, dan penuaan dini. Dengan menetralkan radikal bebas, antioksidan membantu melindungi sel-sel dari kerusakan, sehingga mendukung kesehatan secara keseluruhan. Kadar antioksidan yang tinggi pada buah ini berkontribusi signifikan terhadap potensi manfaat kesehatan yang dapat diperoleh dari konsumsinya. Aktivitas antioksidan ini menjadi landasan penting dalam menjelaskan bagaimana buah tersebut dapat berperan dalam pencegahan penyakit dan peningkatan kualitas hidup.

Menjaga Jantung

Hubungan antara konsumsi buah delima putih dan kesehatan jantung terletak pada beberapa mekanisme biologis yang saling terkait. Kandungan antioksidan yang tinggi, khususnya punicalagin dan flavonoid, berperan penting dalam melindungi sistem kardiovaskular. Senyawa-senyawa ini membantu mengurangi oksidasi kolesterol LDL (kolesterol "jahat"), yang merupakan faktor utama dalam pembentukan plak di arteri (aterosklerosis). Plak ini dapat menyempitkan arteri dan meningkatkan risiko serangan jantung dan stroke. Selain itu, beberapa penelitian menunjukkan bahwa ekstrak buah delima, termasuk varietas putih, dapat membantu menurunkan tekanan darah sistolik, yang merupakan faktor risiko independen untuk penyakit jantung. Efek ini kemungkinan disebabkan oleh kemampuan senyawa aktif dalam buah tersebut untuk meningkatkan produksi oksida nitrat, sebuah molekul yang membantu melebarkan pembuluh darah. Lebih lanjut, kandungan kalium dalam buah ini juga berkontribusi pada pengaturan tekanan darah yang sehat. Dengan demikian, konsumsi buah delima putih dapat menjadi bagian dari strategi diet untuk menjaga kesehatan jantung dan mengurangi risiko penyakit kardiovaskular, meskipun penelitian lebih lanjut masih diperlukan untuk mengkonfirmasi dan memperluas temuan ini.

Meningkatkan Imunitas

Kemampuan sistem imun dalam melindungi tubuh dari infeksi dan penyakit sangat dipengaruhi oleh asupan nutrisi yang memadai. Delima putih, dengan profil nutrisinya yang unik, berpotensi berperan dalam mendukung dan meningkatkan fungsi kekebalan tubuh.

  • Kandungan Vitamin C

    Vitamin C dikenal luas sebagai nutrisi penting untuk sistem kekebalan tubuh. Senyawa ini berperan sebagai antioksidan, melindungi sel-sel imun dari kerusakan akibat radikal bebas. Selain itu, vitamin C mendukung produksi dan fungsi sel-sel kekebalan tubuh, seperti limfosit, yang berperan dalam melawan infeksi. Kehadiran vitamin C dalam delima putih berkontribusi pada potensi peningkatan imunitas.

  • Senyawa Antioksidan Lainnya

    Selain vitamin C, delima putih mengandung senyawa antioksidan lain seperti punicalagin dan flavonoid. Senyawa-senyawa ini bekerja secara sinergis untuk melindungi sel-sel tubuh, termasuk sel-sel imun, dari kerusakan oksidatif. Dengan mengurangi stres oksidatif, antioksidan membantu menjaga fungsi optimal sistem kekebalan tubuh.

  • Efek Anti-inflamasi

    Inflamasi kronis dapat melemahkan sistem kekebalan tubuh. Beberapa penelitian menunjukkan bahwa senyawa dalam delima putih memiliki sifat anti-inflamasi. Dengan mengurangi peradangan, buah ini dapat membantu menjaga sistem kekebalan tubuh tetap responsif dan efektif dalam melawan infeksi.

  • Dukungan Mikrobiota Usus

    Kesehatan usus memiliki peran penting dalam fungsi kekebalan tubuh. Mikrobiota usus yang sehat membantu melindungi tubuh dari patogen dan memodulasi respons imun. Beberapa penelitian menunjukkan bahwa konsumsi buah-buahan kaya serat dapat mendukung pertumbuhan bakteri baik di usus, yang pada gilirannya dapat meningkatkan imunitas. Meskipun penelitian spesifik tentang delima putih dan mikrobiota usus masih terbatas, kandungan seratnya berpotensi memberikan manfaat serupa.

Dengan demikian, kandungan vitamin C, antioksidan, sifat anti-inflamasi, dan potensi dukungan terhadap mikrobiota usus menjadikan delima putih sebagai buah yang berpotensi memberikan kontribusi positif terhadap peningkatan imunitas. Konsumsi buah ini, sebagai bagian dari diet seimbang, dapat menjadi strategi untuk mendukung sistem kekebalan tubuh dalam melawan berbagai ancaman infeksi.

Menyehatkan Pencernaan

Kesehatan sistem pencernaan memiliki peranan krusial dalam penyerapan nutrisi dan eliminasi limbah. Konsumsi buah tertentu, termasuk varietas delima yang berwarna putih, diyakini memberikan kontribusi positif terhadap fungsi pencernaan yang optimal. Manfaat ini tidak terlepas dari kandungan nutrisi dan senyawa bioaktif yang terdapat di dalamnya.

  • Kandungan Serat

    Serat makanan berperan penting dalam menjaga kesehatan saluran pencernaan. Serat membantu melancarkan pergerakan usus, mencegah konstipasi, dan mendukung pertumbuhan bakteri baik dalam usus. Delima putih mengandung serat, meskipun jumlahnya bervariasi tergantung pada ukuran dan varietasnya. Asupan serat yang cukup berkontribusi pada pembentukan feses yang lebih lunak dan mudah dikeluarkan, mengurangi risiko masalah pencernaan seperti sembelit.

  • Sifat Anti-inflamasi

    Peradangan kronis dalam saluran pencernaan dapat menyebabkan berbagai masalah pencernaan, seperti sindrom iritasi usus besar (IBS). Senyawa antioksidan dan anti-inflamasi yang terdapat dalam buah, seperti punicalagin, berpotensi membantu mengurangi peradangan dalam saluran pencernaan. Efek anti-inflamasi ini dapat membantu meredakan gejala IBS dan meningkatkan kesehatan pencernaan secara keseluruhan.

  • Prebiotik Potensial

    Beberapa penelitian menunjukkan bahwa senyawa dalam buah-buahan tertentu dapat bertindak sebagai prebiotik, yaitu makanan bagi bakteri baik dalam usus. Meskipun penelitian spesifik tentang efek prebiotik dari delima putih masih terbatas, kandungan serat dan senyawa bioaktifnya berpotensi mendukung pertumbuhan dan aktivitas bakteri baik dalam usus. Keseimbangan mikrobiota usus yang sehat penting untuk pencernaan yang optimal dan penyerapan nutrisi yang efisien.

  • Membantu Mengurangi Diare

    Beberapa studi tradisional menunjukkan bahwa bagian tertentu dari tanaman delima, termasuk kulitnya, dapat membantu mengurangi diare karena sifat astringennya. Sifat astringen membantu mengencangkan jaringan dan mengurangi sekresi cairan dalam usus. Namun, perlu diingat bahwa konsumsi bagian tanaman selain buah harus dilakukan dengan hati-hati dan sebaiknya atas saran profesional kesehatan.

Dengan demikian, konsumsi buah delima putih, dengan mempertimbangkan kandungan serat, sifat anti-inflamasi, dan potensi efek prebiotiknya, dapat menjadi bagian dari strategi untuk mendukung kesehatan pencernaan. Konsumsi dalam jumlah yang wajar, sebagai bagian dari diet seimbang, dapat membantu melancarkan pencernaan, mengurangi peradangan, dan mendukung mikrobiota usus yang sehat.

Memelihara Kulit

Kesehatan dan penampilan kulit seringkali mencerminkan kondisi internal tubuh. Konsumsi makanan yang kaya nutrisi dan senyawa bioaktif, termasuk buah-buahan, dapat memberikan dampak positif pada kesehatan kulit. Sebuah varietas delima tertentu diyakini memiliki potensi dalam memelihara kesehatan kulit, berkat kandungan nutrisinya yang unik.

  • Kandungan Antioksidan

    Radikal bebas, yang dihasilkan oleh paparan sinar matahari, polusi, dan faktor lingkungan lainnya, dapat merusak sel-sel kulit dan mempercepat proses penuaan. Senyawa antioksidan, seperti punicalagin dan vitamin C, berperan menetralkan radikal bebas, melindungi sel-sel kulit dari kerusakan oksidatif. Perlindungan ini dapat membantu mencegah keriput, garis halus, dan masalah kulit lainnya.

  • Mendukung Produksi Kolagen

    Kolagen adalah protein struktural penting yang memberikan kekuatan dan elastisitas pada kulit. Produksi kolagen alami tubuh cenderung menurun seiring bertambahnya usia. Vitamin C, yang terdapat dalam buah ini, berperan penting dalam sintesis kolagen. Asupan vitamin C yang cukup dapat membantu meningkatkan produksi kolagen, menjaga kekencangan dan elastisitas kulit.

  • Sifat Anti-inflamasi

    Peradangan kronis dapat memicu berbagai masalah kulit, seperti jerawat, eksim, dan psoriasis. Senyawa anti-inflamasi dalam buah ini, seperti asam ellagic, berpotensi membantu mengurangi peradangan pada kulit. Efek anti-inflamasi ini dapat membantu meredakan gejala penyakit kulit dan meningkatkan kesehatan kulit secara keseluruhan.

  • Membantu Hidrasi Kulit

    Kulit yang terhidrasi dengan baik terlihat lebih sehat dan bercahaya. Kandungan air dalam buah ini dapat membantu meningkatkan hidrasi kulit dari dalam. Selain itu, senyawa bioaktif dalam buah ini dapat membantu menjaga kelembapan kulit, mencegah kekeringan dan iritasi.

  • Potensi Melindungi dari Kerusakan Akibat Sinar Matahari

    Beberapa penelitian menunjukkan bahwa ekstrak buah delima dapat memberikan perlindungan terhadap kerusakan akibat sinar ultraviolet (UV). Senyawa antioksidan dalam buah ini membantu menetralkan radikal bebas yang dihasilkan oleh paparan sinar matahari, mengurangi risiko kerusakan kulit akibat sinar UV. Namun, perlu diingat bahwa buah ini bukanlah pengganti tabir surya dan perlindungan matahari yang memadai tetap diperlukan.

  • Membantu Regenerasi Sel Kulit

    Proses regenerasi sel kulit yang optimal penting untuk menjaga kulit tetap sehat dan tampak muda. Senyawa dalam buah ini berpotensi membantu mempercepat proses regenerasi sel kulit, menggantikan sel-sel kulit mati dengan sel-sel kulit baru yang sehat.

Dengan demikian, potensi manfaat buah varietas tertentu ini dalam memelihara kesehatan kulit didukung oleh kandungan antioksidan, kemampuannya mendukung produksi kolagen, sifat anti-inflamasi, dan kemampuannya membantu hidrasi kulit. Konsumsi buah ini, sebagai bagian dari diet seimbang, dapat menjadi strategi untuk mendukung kesehatan dan penampilan kulit yang optimal.

Anti-inflamasi

Peradangan, sebagai respons alami tubuh terhadap cedera atau infeksi, dapat menjadi kronis dan berkontribusi pada berbagai penyakit. Potensi manfaat kesehatan yang dikaitkan dengan buah delima putih sebagian berasal dari kemampuannya dalam meredakan peradangan. Senyawa bioaktif yang terkandung di dalamnya berperan dalam memodulasi respons inflamasi tubuh.

  • Penghambatan Sitokin Pro-inflamasi

    Sitokin adalah molekul sinyal yang berperan dalam respons inflamasi. Beberapa penelitian menunjukkan bahwa senyawa dalam buah delima dapat menghambat produksi sitokin pro-inflamasi, seperti TNF- dan IL-6. Penghambatan ini dapat membantu mengurangi peradangan sistemik dan melindungi jaringan dari kerusakan.

  • Aktivasi Jalur Anti-inflamasi

    Selain menghambat sitokin pro-inflamasi, senyawa dalam buah delima juga dapat mengaktifkan jalur anti-inflamasi dalam tubuh. Jalur ini membantu mengatur respons inflamasi dan mencegah peradangan berlebihan. Aktivasi jalur anti-inflamasi dapat membantu menjaga keseimbangan inflamasi dalam tubuh.

  • Perlindungan Terhadap Kerusakan Sel Akibat Inflamasi

    Peradangan kronis dapat menyebabkan kerusakan sel dan jaringan. Senyawa antioksidan dalam buah delima membantu melindungi sel-sel dari kerusakan oksidatif yang disebabkan oleh radikal bebas yang dilepaskan selama proses inflamasi. Perlindungan ini dapat membantu mencegah perkembangan penyakit kronis yang terkait dengan peradangan.

  • Pengaruh Terhadap Enzim Pro-inflamasi

    Enzim seperti siklooksigenase (COX) dan lipoksigenase (LOX) berperan dalam produksi mediator inflamasi. Beberapa penelitian menunjukkan bahwa senyawa dalam buah delima dapat menghambat aktivitas enzim-enzim ini, mengurangi produksi mediator inflamasi dan meredakan peradangan.

  • Potensi dalam Pengobatan Penyakit Inflamasi

    Karena sifat anti-inflamasinya, buah delima berpotensi digunakan sebagai terapi komplementer dalam pengobatan penyakit inflamasi, seperti arthritis dan penyakit radang usus. Namun, penelitian lebih lanjut diperlukan untuk mengkonfirmasi efektivitas dan keamanan penggunaan buah delima dalam pengobatan penyakit inflamasi.

Dengan kemampuan menghambat sitokin pro-inflamasi, mengaktifkan jalur anti-inflamasi, melindungi sel dari kerusakan, dan memengaruhi enzim pro-inflamasi, buah delima menunjukkan potensi signifikan dalam meredakan peradangan. Kontribusi ini menjadi salah satu aspek penting dalam memahami potensi manfaat kesehatan yang ditawarkan oleh buah ini.

Potensi Antikanker

Kajian ilmiah awal menunjukkan adanya korelasi antara konsumsi ekstrak dari varietas Punica granatum tertentu dan kemampuan menghambat perkembangan sel kanker. Walaupun riset masih terus berlangsung, hasil yang ada memberikan dasar untuk eksplorasi lebih lanjut mengenai peran senyawa bioaktif dalam buah ini sebagai agen antikanker potensial.

  • Inhibisi Proliferasi Sel Kanker

    Beberapa penelitian in vitro dan in vivo mengindikasikan bahwa senyawa seperti punicalagin dan asam ellagic yang terdapat dalam buah ini dapat menghambat pertumbuhan dan penyebaran sel kanker. Mekanisme yang terlibat mencakup induksi apoptosis (kematian sel terprogram) pada sel kanker, sehingga mengurangi populasi sel tumor. Contohnya, studi laboratorium menunjukkan efek penghambatan pada sel kanker prostat, payudara, dan usus besar.

  • Modulasi Siklus Sel

    Siklus sel merupakan proses yang mengatur pertumbuhan dan pembelahan sel. Sel kanker seringkali menunjukkan disregulasi siklus sel, yang memungkinkan mereka untuk tumbuh dan membelah secara tidak terkendali. Senyawa dalam buah ini berpotensi memodulasi siklus sel pada sel kanker, menghentikan pertumbuhan mereka pada fase tertentu dan mencegah pembelahan lebih lanjut. Hal ini dapat mengurangi laju pertumbuhan tumor dan metastasis.

  • Angiogenesis dan Metastasis

    Angiogenesis, pembentukan pembuluh darah baru, penting bagi pertumbuhan tumor karena menyediakan nutrisi dan oksigen. Metastasis, penyebaran sel kanker ke bagian tubuh lain, merupakan penyebab utama kematian akibat kanker. Beberapa penelitian menunjukkan bahwa senyawa dalam buah ini dapat menghambat angiogenesis dan metastasis, sehingga membatasi pertumbuhan dan penyebaran tumor.

  • Efek Sinergis dengan Terapi Kanker Konvensional

    Penelitian awal menunjukkan bahwa ekstrak buah ini dapat bekerja secara sinergis dengan terapi kanker konvensional, seperti kemoterapi dan radioterapi. Efek sinergis ini dapat meningkatkan efektivitas terapi kanker dan mengurangi efek samping. Namun, penelitian lebih lanjut diperlukan untuk mengkonfirmasi efek sinergis ini dan menentukan dosis yang aman dan efektif.

Meskipun hasil penelitian awal menjanjikan, penting untuk dicatat bahwa potensi antikanker dari buah ini masih dalam tahap eksplorasi. Diperlukan penelitian klinis lebih lanjut pada manusia untuk mengkonfirmasi efektivitas dan keamanan penggunaan buah ini sebagai agen antikanker. Konsumsi buah ini sebagai bagian dari diet seimbang dapat memberikan manfaat kesehatan secara umum, namun tidak boleh dianggap sebagai pengganti pengobatan kanker konvensional.

Tips Memaksimalkan Potensi Kesehatan dari Varietas Punica granatum Tertentu

Untuk memperoleh manfaat kesehatan yang optimal dari buah dengan daging berwarna pucat ini, terdapat beberapa panduan yang perlu diperhatikan. Penerapan tips ini dapat membantu memaksimalkan potensi nutrisi dan senyawa bioaktif yang terkandung di dalamnya.

Tip 1: Pilih Buah yang Matang Sempurna
Pilihlah buah yang terasa berat untuk ukurannya, memiliki kulit yang halus dan tanpa memar. Warna kulit yang seragam, meskipun tidak mencolok, mengindikasikan kematangan yang optimal. Buah yang matang sempurna akan memberikan rasa yang lebih manis dan kandungan nutrisi yang lebih tinggi.

Tip 2: Konsumsi dalam Keadaan Segar
Konsumsi buah segar adalah cara terbaik untuk mendapatkan manfaat nutrisi maksimal. Proses pengolahan atau penyimpanan yang terlalu lama dapat mengurangi kandungan vitamin dan antioksidan. Sebaiknya konsumsi segera setelah dibelah.

Tip 3: Variasikan Cara Konsumsi
Buah ini dapat dinikmati secara langsung, ditambahkan ke salad buah, atau diolah menjadi jus. Variasi cara konsumsi dapat meningkatkan kenikmatan dan memudahkan integrasi buah ini ke dalam diet sehari-hari. Hindari menambahkan gula berlebihan saat mengolahnya menjadi jus.

Tip 4: Kombinasikan dengan Makanan Sehat Lainnya
Padukan buah ini dengan makanan sehat lainnya, seperti sayuran hijau, kacang-kacangan, dan biji-bijian. Kombinasi ini akan memberikan asupan nutrisi yang lebih lengkap dan mendukung kesehatan secara keseluruhan.

Tip 5: Perhatikan Porsi Konsumsi
Meskipun bermanfaat, konsumsi dalam jumlah berlebihan dapat menyebabkan masalah pencernaan. Batasi konsumsi dalam jumlah yang wajar, sekitar satu buah per hari, sebagai bagian dari diet seimbang.

Tip 6: Konsultasikan dengan Profesional Kesehatan
Bagi individu dengan kondisi kesehatan tertentu, seperti diabetes atau alergi makanan, konsultasikan dengan dokter atau ahli gizi sebelum mengonsumsi buah ini secara teratur. Hal ini penting untuk memastikan keamanan dan menghindari interaksi yang tidak diinginkan dengan obat-obatan atau kondisi medis yang ada.

Dengan mengikuti tips ini, individu dapat memaksimalkan potensi kesehatan dari buah dengan biji berwarna merah ini. Konsumsi yang tepat dan terukur, dikombinasikan dengan gaya hidup sehat, akan memberikan kontribusi positif terhadap kesehatan jangka panjang.

Evidensi Ilmiah dan Studi Kasus

Penelitian tentang khasiat kesehatan dari varietas Punica granatum yang daging buahnya berwarna pucat masih terbatas, namun beberapa studi pendahuluan memberikan gambaran awal. Beberapa studi in vitro (di laboratorium) menunjukkan bahwa ekstrak dari buah ini memiliki aktivitas antioksidan yang signifikan, yang diukur melalui berbagai metode seperti uji DPPH dan ABTS. Aktivitas antioksidan ini dikaitkan dengan kandungan senyawa fenolik, termasuk punicalagin dan asam ellagic, yang mampu menetralkan radikal bebas dan melindungi sel dari kerusakan oksidatif.

Studi in vivo (pada hewan) juga telah dilakukan untuk mengevaluasi efek ekstrak buah ini pada berbagai parameter kesehatan. Beberapa studi menunjukkan bahwa pemberian ekstrak buah ini dapat meningkatkan kadar kolesterol HDL (kolesterol "baik") dan menurunkan kadar kolesterol LDL (kolesterol "jahat") pada hewan model. Efek ini mengindikasikan potensi buah ini dalam menjaga kesehatan jantung. Selain itu, beberapa studi pada hewan menunjukkan bahwa ekstrak buah ini memiliki efek anti-inflamasi, yang diukur melalui penurunan kadar penanda inflamasi dalam darah.

Meskipun studi in vitro dan in vivo memberikan hasil yang menjanjikan, penting untuk dicatat bahwa penelitian klinis pada manusia masih sangat terbatas. Beberapa studi kecil telah dilakukan untuk mengevaluasi efek buah ini pada kesehatan manusia, namun hasilnya masih belum konklusif. Misalnya, sebuah studi kecil menunjukkan bahwa konsumsi jus dari varietas Punica granatum tertentu dapat menurunkan tekanan darah sistolik pada individu dengan hipertensi ringan. Namun, studi lain tidak menemukan efek yang signifikan pada tekanan darah.

Perlu ditekankan bahwa penelitian lebih lanjut, dengan jumlah partisipan yang lebih besar dan desain studi yang lebih ketat, diperlukan untuk mengkonfirmasi dan memperluas temuan awal ini. Studi klinis yang dirancang dengan baik akan membantu menentukan efektivitas dan keamanan penggunaan buah ini sebagai bagian dari strategi untuk meningkatkan kesehatan. Interpretasi hasil penelitian yang ada harus dilakukan dengan hati-hati, dan klaim manfaat kesehatan yang berlebihan harus dihindari sampai bukti ilmiah yang lebih kuat tersedia.